Gejala gagal ginjal akut (Foto: Getty Images/iStockphoto/Pornpak Khunatorn) |
Beberapa waktu lalu beredar kabar soal kemunculan 2 kasus baru Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA). Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, salah satu suspek GGAPA dinyatakan negatif.
Adapun pasien yang dimaksud merupakan pasien berusia 10 tahun di Jakarta yang diketahui sebelumnya sempat mengalami demam dan ada keluhan juga tidak bisa buang air kecil.
Selain itu, pasien suspek lainnya yang ada di RSUD Dr Moewardi Surakarta setelah melakukan serangkaian proses pemeriksaan dinyatakan tidak termasuk GGAPA. Pasien yang ada di Surakarta tersebut diketahui mengalami gagal ginjal yang disebabkan oleh penyakit bawaan.
"Keduanya bukan pasien terkonfirmasi GGAPA," ucap Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr M Syahril (10/2/2023).
Diketahui temuan kasus GGAPA sempat berhenti semenjak awal Desember 2022 lalu. Namun, kasusnya kembali muncul pada 25 Januari 2023 pada seorang anak berusia 1 tahun.
Pasien tersebut diketahui memiliki riwayat mengonsumsi obat sirup penurun demam yang dibeli dari apotek. Pada tanggal 28 Januari 2023, pasien sempat mengalami batuk, pilek, demam, hingga tak bisa buang air kecil (anuria) dan kemudian dibawa ke Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Pada 31 Januari 2023 pasien sempat mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit Adhyaksa dan karena ada gejala GGAPA, pasien direncanakan untuk dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM). Namun akhirnya keluarga menolak dan memilih untuk membawa pulang pasien.
Pada 1 Februari 2023, pasien diketahui sempat kembali dibawa oleh keluarga ke RS Polri lalu untuk mendapat perawatan intensif akhirnya setuju untuk dirujuk ke RSCM dan mendapatkan terapi fomepizole. Namun setelah 3 jam di RSCM pada pukul 23.00 WIB pasien akhirnya meninggal dunia.
Karena kejadian tersebut, dr Syahril lebih lanjut meminta masyarakat untuk tetap waspada dan menghimbau juga untuk hanya mengonsumsi obat setelah berkonsultasi dengan dokter ataupun apoteker.
Selain itu, dr Syahril pun meminta masyarakat juga tak lupa membaca aturan pakai obat agar pengobatan yang dilakukan bisa berjalan dengan baik dan aman.
"Bila anak sakit jangan memberikan obat secara mandiri tanpa berkonsultasi dengan dokter dan orang tua perlu waspada terhadap gejala-gejala awal yang timbul seperti keluhan buang air kecil (BAK)," jelasnya.
"Jika terjadi penurunan jumlah BAK atau bahkan tidak dapat BAK sama sekali, segera bawa ke rumah sakit rujukan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan untuk penanganan GGAPA. Orang tua yang anaknya memiliki riwayat minum obat sirup tidak perlu khawatir selama tidak ada keluhan BAK," pungkas dr Syahril.
Pada saat ini, Kemenkes menyebut jika pihaknya akan terus bekerja sama intensif dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dan ahli farmakologi dalam menemukan penyebab pasti GGAPA pada anak ini.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Waspadai Gejala Gagal Ginjal Akut, Segera Periksa Jika Seperti Ini"