Foto: Getty Images/iStockphoto/Ben-Schonewille |
Ginjal memegang peranan yang penting dalam tubuh sehingga ketika terserang penyakit maka dapat mempengaruhi sistem kerja tubuh. Penyakit ginjal berbahaya bagi kesehatan tubuh dan bahkan disebut sebagai silent killer disease. Meskipun demikian, dengan adanya pengobatan yang baik, apakah penyakit ginjal bisa sembuh? Sebelum itu, simak dulu penjelasan penyakit ginjal berikut ini.
Terdapat dua jenis penyakit ginjal, yaitu penyakit ginjal akut dan penyakit ginjal kronik. Penyakit ginjal akut adalah kondisi ketika ginjal tidak dapat menyaring sisa-sisa makanan dari darah. Sementara, penyakit ginjal kronik adalah kondisi ketika ginjal mengalami kerusakan dan tidak dapat menyaring darah sebagaimana mestinya.
Dokter spesialis dalam dr Jonny, SpPD-KGH, MKes, MM, DCN, FINASIM dari RSPAD Gatot Subroto, mengungkapkan penyebab sakit ginjal paling umum ada dua, yakni kencing manis (diabetes) dan darah tinggi (hipertensi).
"Pada orang dewasa, ginjal kronik itu kebanyakan penyebabnya adalah kencing manis dan darah tinggi, penyebab lain batu ginjal, lupus, ada juga yang tidak diketahui. Penyakit kencing manis mencapai 30 persen dari pasien yg menjalani cuci darah. Hipertensi 25 persen. Dua hal ini sudah berkontribusi 55 persen dari jumlah pasien yg menjalani cuci darah," jelasnya ketika ditemui detikcom di RS PGI Cikini, Rabu (8/3/2023).
Apakah Penyakit Ginjal Bisa Sembuh?
dr Jonny mengatakan bahwa peluang kesembuhan penyakit ginjal tergantung dari jenis dan faktor penyakit ginjal. Bagi mereka yang mengidap penyakit ginjal akut, disebutnya memiliki peluang kesembuhan.
"Apabila seseorang sudah menderita penyakit ginjal yang kronis, bukan akut, kalau akut apabila ditangani dengan cepat dengan minum yang cukup dan aliran darah ke ginjalnya balik lagi dan air kencingnya keluar lagi maka dia akan kembali lagi," ungkapnya.
Namun, jika sudah mengalami penyakit ginjal kronik, maka akan sulit untuk disembuhkan seperti semula.
Hal ini dikarenakan ginjal yang rusak menyebabkan terjadinya kematian sel. Sel yang mati ini tidak dapat dihidupkan kembali.
"Tapi kalau sudah kencing manis bertahun-tahun, sudah tidak terkendali gula darah, ada protein dalam urine yang ditandai dengan urine berbusa itu tidak bisa balikan jadi baik lagi. Yang bisa kita lakukan adalah mencegah supaya jangan progresif. Kalau gangguan ginjal akut bisa kembali sempurna, kalau kronik belum bisa," katanya.
"Karena kalau sudah rusak sebenarnya ginjal, misalnya sudah terjadi sel-sel, mati maka tidak bisa hidupkan lagi. Yang bisa itu gimana yg sisanya ini kita pertahankan, kita upayakan regenerasi," tambahnya.
Jika seseorang sudah mengalami penyakit ginjal tahap akhir dan memiliki gejala seperti mual dan sesak, maka tubuhnya perlu diberikan bantuan untuk mengeluarkan racun dan air. Ini dapat dilakukan dengan dua metode, yakni dialisis dan ganti ginjal.
Dialisis sendiri terbagi menjadi dua, yaitu cuci darah dan cuci perut.
"Cara yang dilakukan dengan cuci darah adalah darah dari tubuh pasien dialirkan ke mesin kemudian disitu ada tabung yg disebut dialiser, dia itu bisa membuang racun dan air. Kemudian setelah dibuang dikembalikan ke tubuhnya lagi," jelas dr Jonny.
"Cara kedua dengan cuci perut, dengan memasukkan air ke dalam rongga perut, didiamkan beberapa jam maka racun akan bergerak dari darah menuju jaringan tersebut. Demikian air juga akan bergerak ke darah menuju jaringan tersebut. Nah, setelah beberapa jam maka perlu ganti degan cairan baru dan ini bisa dilakukan sehari 4 kali sehari dan bisa mandiri di rumah, jadi tidak perlu ke rumah sakit," tambahnya.
Jika pasien menggunakan cuci perut maka pihak rumah sakit akan mengajarkan serta memberikan alat yang akan dipasang di perut berupa selang.
Dua cara tersebut memiliki efektivitas yang sama. Namun, dua sampai tiga tahun pertama cuci perut lebih efektif daripada cuci darah.
"Dari keduanya efektivitasnya sama tapi dua atau tiga tahun pertama cuci perut lebih baik hasilnya dari cuci darah. Tetapi apapun metodenya yang penting pasiennya mengerti dan pasiennya ikhlas menjalani. Kalau dipaksa maka hasilnya tidak akan baik," tekannya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Apakah Penyakit Ginjal Bisa Sembuh? Dokter Beberkan Jawabannya"