Foto: Getty Images/iStockphoto/gorodenkoff |
Peru telah mengeluarkan status darurat kesehatan setelah mendeteksi wabah sindrom Guillain-Barré. Keadaan darurat ini akan berlangsung selama 90 hari.
Sejak bulan Juni 2023, telah dilaporkan terdapat 182 kasus, di mana 147 di antaranya telah dipulangkan, 31 masih menjalani perawatan di rumah sakit, dan empat orang meninggal, sebagaimana dilaporkan oleh agensi berita MercoPress.
Presiden Dina Boluarte mengeluarkan dekrit resmi, bahwa pemerintah telah menganggarkan sekitar 3,27 juta dolar AS yang akan dialokasikan untuk meningkatkan perawatan pasien, memperkuat pengendalian kasus dan untuk menyusun informasi yang informatif bagi masyarakat dan tenaga kesehatan.
Apa itu sindrom Guillain-Barré?
Dikutip dari Mayoclinic sindrom Guillain-Barré merupakan kelainan langka yang mana sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang neurologis atau saraf. Gejala pertama yang dapat muncul dari kondisi ini adalah kelemahan dan kesemutan pada tangan dan kaki.
Sindrom Guillain-Barré adalah kondisi darurat medis, seseorang yang mengidap sindrom Guillain-Barré, harus diberikan perawatan intens di rumah sakit.
Hingga saat ini penyebab sebenarnya dari sindrom Guillain-Barré belum diketahui. Namun, beberapa pasien melaporkan kondisi ini muncul setelah seseorang mengalami infeksi. Infeksi tersebut meliputi, COVID-19, infeksi pernapasan atau gastrointestinal dan virus Zika.
Gejala awal yang muncul yaitu, rasa kesemutan dan kelemahan pada kaki dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Tanda dan beberapa gejala sindrom Guillain-Barré, meliputi:
- Kesulitan dalam berjalan atau terasa mengawang dan ketidakmampuan dalam menaiki tangga
- Ketidakmampuan untuk menggerakkan mata
- Kesulitan dengan gerakan wajah, termasuk mengunyah, berbicara ataupun menelan
- Muncul rasa nyeri yang hebat, seperti kram dan rasa sakit yang muncul secara tiba-tiba
- Kesulitan dalam mengendalikan kandung kemih
- Detak jantung terasa cepat
- Terjadi tekanan darah tinggi
- Kesulitan dalam bernapas
Seseorang yang terkena sindrom Guillain-Barré, umumnya mengalami kelemahan yang signifikan dalam dua minggu setelah gejala muncul.
Hingga saat ini belum ada pengobatan yang dikembangkan secara khusus untuk menyembuhkan sindrom Guillain-Barré. Namun, terdapat pengobatan yang membantu mengatasi gejalanya dan mengurangi keparahan serta durasi penyakit.
Pada umumnya, dibutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga minggu bagi sebagian besar pasien untuk pulih. Namun, terdapat juga kasus di mana pemulihan secara menyeluruh membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Selain itu, penyakit ini dapat menimbulkan kerusakan saraf permanen pada beberapa pasien, yang dapat menyebabkan kelemahan kronis, rasa kebas, atau kelelahan.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Peru Nyatakan Status Darurat, Ratusan Warganya Kena Sindrom Langka Guillain-Barre"