Ilustrasi mata (Foto: Getty Images/iStockphoto/RyanKing999) |
Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), drg Yuli Astuti Saripawan, M Kes, mengatakan satu dari 1.000 orang di Indonesia mengalami kebutaan akibat kelainan kornea.
Kondisi tersebut sebenarnya bisa diatasi dengan transplantasi korena, dengan potensi kesuksesan mencapai 90 persen.
Akan tetapi, jumlah donor untuk transplantasi atau cangkok kornea di Indonesia masih terbilang sangat rendah. Pasalnya, Indonesia memiliki jaringan kornea yang rendah sehingga masih harus bergantung kepada negara lain.
"Nah, inilah salah satunya dengan kongres ini kita berharap Kita melibatkan semua lintas di masyarakat untuk peduli terhadap sesama, Jadi ini satu momentum kalau kita belajar dari bank mata, Bahwa semua orang bisa bergerak," ucapnya saat ditemui di Kongres X PPMTI Bank Mata Indonesia, Jakarta Selatan, Jumat (17/11/2023).
"Tadi kan dari lintas agama, lintas profesi, semua terlibat Nah, ini yang kita gerakan, kita perlu mungkin sosialisasi, pendekatan Bahwa bagian dari kita itu bisa bermanfaat bagi orang lain," imbuhnya lagi.
Serupa, Ketua Bank Mata Indonesia Prof Dr dr Tjahjono D Gondhowiardjo, SpM(K), juga mengatakan saat ini Indonesia masih menerima 50 persen donor kornea mata dari internasional atau luar negeri. Adapun negara yang menyumbang di antaranya Amerika, Filipina, Sri Lanka, dan Nepal
"Kita punya masukan dari internasional, tapi saat ini, periode yang kemarin sudah 50 persen dapat dari lokal," imbuhnya dalam kesempatan yang sama.
"Tapi sekarang setelah pandemi ini yang masih rutin dari Amerika dan Sri Lanka," sambungnya lagi.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kemenkes Sebut Angka Donor Kornea di RI Masih Rendah"