Foto: Ilustrasi gula (Getty Images/iStockphoto/MichellePatrickPhotographyLLC) |
Asupan gula yang berlebih dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti diabetes melitus obesitas hingga jantung. Berdasarkan hasil riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia.
Pada tahun 2013, prevalensi diabetes sebesar 1,5 mil, kemudian meningkat pada tahun 2018 menjadi 2 per mil. Mengutip laman Kemenkes, gagal ginjal kronis juga meningkat dari 2 per mil menjadi 3,8 permil. Data Kemenkes juga menunjukkan 28,7 persen masyarakat Indonesia mengkonsumsi Gula Garam lemak melebihi batas yang dianjurkan. Lantas, berapa kebutuhan gula per hari yang harus dikonsumsi?
Berdasarkan Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 20 Tahun 2013, dalam sehari, setiap orang dianjurkan mengonsumsi gula 10 % dari total energi (200 kkal), yaitu 50 gram. Takaran ini setara dengan 4 sendok makan.
Kebutuhan Garam dan Lemak Per Hari
Selain gula, batas konsumsi garam dan lemak juga diatur dalam peraturan Kemenkes Nomor 20 Tahun 2013. Anjuran konsumsi garam dalam sehari adalah 2000 mg natrium atau 5 gram yang setara dengan 1 sendok teh.
Sementara anjuran konsumsi lemak per hari adalah 20-25% dari total energi (702 kkal), yaitu 67 gram. Takaran ini setara dengan 5 sendok makan.
Bahaya Mengkonsumsi Terlalu Banyak Gula
Gula pada dasarnya secara alami ada di makanan yang mengandung karbohidrat seperti buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian hingga produk susu. Mengutip Harvard Health Publishing, gula menawarkan pasokan energi yang stabil ke sel tubuh. Asupan tinggi buah, sayur dan biji-bijian pun terbukti mengurangi penyakit kronis.
Namun, masalah muncul jika mengkonsumsi terlalu banyak gula tambahan atau gula yang ditambahkan oleh produsen makanan untuk meningkatkan rasa. Sumber utama gula bisa didapatkan dari minuman ringan, yoghurt rasa, sereal, kue kering, permen hingga makanan olahan.
Menurut Dr Frank Hu, profesor nutrisi di Harvard, kelebihan mengkonsumsi gula tak hanya berdampak pada obesitas dan diabetes. Namun juga dapat berdampak serius pada kesehatan jantung.
"Pada dasarnya, semakin tinggi asupan gula tambahan, semakin tinggi pula risiko penyakit jantung," kata Dr. Hu.
Gula yang tinggi bisa membebani hati. Hati memetabolisme gula dan mengubah karbohidrat menjadi lemak. Seiring waktu hal ini bisa menyebabkan penumpukan lemak lebih besar yang dapat berubah penyakit hati berlemak.
Hal ini menjadi penyebab diabetes yang meningkatkan risiko penyakit jantung. Risiko dari gula lainnya seperti tekanan darah tinggi dan peradangan juga berkaitan dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke.
Jadi, penuhi asupan gula sesuai dengan takaran yang disarankan ya detikers. Jangan sampai terlalu banyak mengkonsumsi gula membuatmu terserang penyakit berbahaya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Berapa Kebutuhan Gula per Hari? Ini Bahayanya Jika Dikonsumsi Berlebihan"