Hagia Sophia

27 December 2023

Kisah Sedih Anak Penderita Sakit Ginjal Terpisah dari Ayahnya yang Ditahan Israel

Situasi di Gaza. (Foto: AP Photo/Fatima Shbair)

Seorang pasien penyakit ginjal berusia 10 tahun di Gaza bernama Nassem Mohra merasa khawatir tidak bisa bertemu dengan ayahnya lagi. Sang ayah sebelumnya ditangkap oleh pasukan Israel ketika membawa Nassem ke rumah sakit untuk menjalani prosedur dialisis atau cuci darah.

Pada Minggu, Nassem dibawa ke RS Abu Yousef Al Najjar di Rafah oleh seorang tetangga karena ia dipisahkan dari kerabatnya di tengah keberlanjutan pengeboman besar yang dilakukan Israel di Gaza.

"Saya takut mati sebelum bertemu keluarga dan kerabat saya, serta saudara-saudara saya," ucap Nassem sambil terhubung dengan mesin dialisis dikutip dari Reuters, Selasa (26/12/2023).

"Saya ingin perang segera berakhir sehingga kita dapat kembali kerumah dan saya bisa kembali ke kehidupan normal," sambungnya sambil mengatakan bahwa ia sudah tidak berminggu-minggu bertemu ibunya.

Tetangga yang membawa Nassem, Adel Haniyeh menceritakan bahwa ia menemukan bocah tersebut ketika pergi ke wilayah Selatan bersama anak-anaknya. Ia mengenali Nassem dan memutuskan untuk merawatnya. Haniyeh menuturkan ayah Nassem ditangkap di pos pemeriksaan tentara Israel.

"Kondisi Nassem sangat buruk. Ia membutuhkan makanan khusus dan situasinya sangat buruk. Kami tidur di mesjid dan kami datang ke rumah sakit setiap hari dengan kereta keledai," cerita Haniyeh.

Haniyeh mengatakan mereka harus mengantre selama berjam-jam untuk bisa mendapatkan akses perawatan dialisis.

Pihak Bulan Sabit Merah Palestina menuturkan pengeboman yang dilakukan Israel di jalan-jalan utama Gaza membuat akses ambulans dan kendaraan darurat lainnya menjadi terhambat.

Dokter rumah sakit di Rafah dekat perbatasan Mesir juga menyebut mereka mulai kekurangan bahan bakar dan pasokan medis. Kondisi ini membuat kerja tim medis menjadi sulit dan menghambat pelayanan di sana.

"Kami memiliki 17 tempat tidur untuk dialisis, yang biasanya melayani 120 pasien, namun sekarang 350 pasien harus menggunakan tempat tidur ini," kata Kepala departemen dialisis ginjal Ihab Masher.

Masher menambahkan bahwa penggunaan perangkat yang berlebihan menyebabkan kegagalan fungsi pada sistem dialisis sehari-hari.

"Sayangnya kami kehilangan pasien setiap hari. Saya berharap Tuhan mengakhiri semua ini dan situasinya akan segera membaik," pungkasnya.



























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Pilu Bocah Pasien Ginjal di Gaza Terpisah dari Ayahnya yang Ditahan Israel"