Hagia Sophia

14 January 2024

2023: Tahun Terpanas Dalam Sejarah

Tahun 2023 Adalah Tahun Terpanas Dalam Sejarah. Foto: DW News

Tahun 2023 resmi dinobatkan sebagai tahun terpanas di Bumi sejak pencatatan dimulai. Suhu di tahun lalu melampaui rekor sebelumnya dengan selisih yang signifikan.

Suhu rata-rata global pada tahun 2023 adalah 1,48°C lebih panas dibandingkan suhu pra-industri pada abad ke-19 dan 0,60°C lebih panas dibandingkan rata-rata tahun 1991-2020, menurut Copernicus Climate Change Service.

Seperti dikutip dari IFL Science, Sabtu (13/1/2024) suhu ini 0,17°C lebih panas dibandingkan suhu tahunan tertinggi sebelumnya yang tercatat pada tahun 2016.

"Suhu pada tahun 2023 kemungkinan besar melebihi suhu pada periode mana pun setidaknya dalam 100 ribu tahun terakhir," kata Samantha Burgess, Wakil Direktur Copernicus Climate Change Service dalam sebuah pernyataan.

Tapi bukan itu saja. Ada beberapa rekor iklim lain yang dipecahkan pada tahun 2023. Berikut adalah rangkumannya:
  • Ini adalah tahun pertama di mana setiap hari memiliki suhu rata-rata global lebih dari 1°C lebih hangat dibandingkan periode pra-industri
  • Hampir separuh hari pada tahun 2023 memiliki suhu 1,5°C lebih hangat dibandingkan tingkat suhu pada masa pra-industri pada tahun 1850-1900
  • Untuk pertama kalinya, dua hari di bulan November suhunya lebih hangat 2°C dibandingkan suhu pada tahun 1850-1900
  • Juli dan Agustus 2023 adalah dua bulan terpanas yang pernah tercatat
  • Suhu udara rata-rata merupakan suhu terpanas yang pernah tercatat, atau mendekati suhu terpanas, di sebagian besar cekungan samudra dan benua (kecuali Australia)
  • Konsentrasi karbon dioksida dan metana di atmosfer, dua gas rumah kaca yang paling menonjol yang mendorong perubahan iklim, mencapai rekor tertinggi pada tahun 2023, masing-masing mencapai 419 bagian per juta dan 1902 bagian per miliar.
Tahun yang memecahkan rekor ini juga didukung oleh kondisi hangat yang belum pernah terjadi pada bulan Juni. Penting untuk dicatat bahwa tahun 2023 adalah tahun El Niño.

Ini adalah fase dalam siklus El Niño-Southern Oscillation (ENSO) dimana suhu global meningkat. ENSO adalah proses alami yang sangat kompleks yang terkait erat dengan pemanasan suhu di Samudra Pasifik di sekitar khatulistiwa yang berdampak langsung pada seluruh planet.

Catatan-catatan ini merupakan cerminan buruk tentang bagaimana aktivitas manusia mengubah planet kita. Salah satu penyebab utama suhu hangat yang terjadi pada tahun 2023 adalah meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer yang dihasilkan oleh pembakaran fosil, industri pertanian, dan aktivitas manusia lainnya.

Seperti biasa, para ilmuwan iklim menekankan bahwa Bumi perlu segera menghilangkan bahan bakar fosil untuk meniadakan dampak krisis iklim yang semakin parah.

"Hal-hal ekstrem yang kami amati selama beberapa bulan terakhir memberikan kesaksian dramatis tentang seberapa jauh kita sekarang dari iklim di mana peradaban kita berkembang," kata Carlo Buontempo, Direktur Copernicus Climate Change Service.

"Hal ini mempunyai konsekuensi besar terhadap Perjanjian Paris dan seluruh upaya umat manusia. Jika kita ingin berhasil mengelola portofolio risiko iklim, kita perlu segera melakukan dekarbonisasi perekonomian kita sambil menggunakan data dan pengetahuan iklim untuk mempersiapkan masa depan," tambahnya.



























Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Tahun 2023 Adalah Tahun Terpanas Dalam Sejarah!"