Ilustrasi Korea Selatan diterpa penurunan angka kelahiran. Foto: Simon Shin/SOPA Images/LightRocket via Getty Images |
Korea Selatan diterpa penurunan angka kelahiran gegara banyak warganya ogah menikah dan memiliki anak. Data terbaru dari Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan menunjukkan, setiap distrik di Seoul kini mencatat penurunan angka kelahiran pada 2023 dari setahun sebelumnya, kecuali Gangnam. Apa yang terjadi?
Dikutip dari The Korea Herald, dari 25 kantor distrik di ibu kota Korea Selatan, hanya Gangnam yang mencatat peningkatan jumlah persalinan sebesar 13,53 persen dibandingkan tahun lalu. Semua kabupaten dan kota lainnya mencatat jumlah kelahiran bayi yang lebih sedikit dibandingkan 2022.
Distrik Eunpyeong-gu misalnya mencatat penurunan 17,23 persen, Jongno-gu mencatat 15,38, Gangdong-gu mencatat 13,67 persen, Yangcheon-gu mencatat 13,38 persen, dan Seongdong-gu mencatat 13,28 persen.
Laporan kementerian sebelumnya menunjukkan bahwa pada 2023, tercatat ada sebanyak sebanyak 234.039 kelahiran bayi di Korea Selatan. Angka tersebut merupakan angka terendah yang pernah tercatat.
Separah Apa Kondisi di Korea Selatan?
Korea Selatan kini memiliki total angka kelahiran terendah. Konsep angka kelahiran ini diartikan sebagai jumlah bayi yang diperkirakan akan dimiliki oleh seorang perempuan seumur hidupnya.
Korea Selatan mencatat angka kelahiran sebesar 0,78 pada 2022 dan diperkirakan akan terus menurun menjadi 0,65 pada 2023. Dengan prediksi penurunan populasi yang cepat, dengan Statistik Korea memproyeksikan penurunan hampir 30 persen pada 2072.
Seiring itu, sebuah laporan pada Januari menunjukkan bahwa ada 6,31 juta orang di Korea Selatan yang sudah berusia 70 tahun atau lebih. Angka tersebut melampaui jumlah penduduk berusia 20-an dengan total 6,19 juta.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Gangnam Catat Kenaikan Jumlah Bayi Lahir saat Angka Kelahiran Korsel Anjlok, Ada Apa?"