Aturan minum air yang tepat menurut dokter. (Foto: Shutterstock) |
Air merupakan salah satu komponen yang penting untuk tubuh. Saat tubuh kekurangan cairan, bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Mulai dari dehidrasi hingga gangguan ginjal.
Spesialis penyakit dalam dr Djoko Wibisono, SpPD KGH, mengungkapkan kurangnya asupan cairan atau dehidrasi juga bisa menyebabkan urine berwarna kuning atau pekat seperti teh. Maka dari itu, sangat penting untuk memenuhi kebutuhan cairan.
"Normalnya, air yang dikonsumsi itu 30 hingga 50 ml per kilogram berat badan per harinya," beber dr Djoko pada detikcom, Jumat (23/2/2024).
Sebagai contoh, misalnya seseorang memiliki berat badan 50 kg. Untuk menentukannya, dihitung 30 ml dikalikan dengan 50 kg berat badan, hingga mendapat hasil sebanyak 1.500 ml per 24 jam.
"Maksimal 50 ml x 50 kg itu 2.500 ml per 24 jam, terutama untuk mereka yang bekerja di luar ruangan atau lapangan," kata dr Djoko.
"Untuk yang kerjanya di dalam ruangan dan pake AC, ya mungkin cukup 30 ml. Itu juga termasuk minum teh, cola, kopi, itu kan juga cairan," sambungnya.
Jika terlalu banyak air yang dikonsumsi, seseorang bisa berisiko mengalami keracunan air atau water intoxication. Menurut dr Djoko, kondisi ini sangat membahayakan kesehatan.
"Katakanlah orang dipaksa minum 10 sampai 12 liter, ya malah bisa meninggal," ungkap dia.
"Itu karena terjadi pengenceran (dilution), natriumnya rendah di bawah 120 mEq/L, bisa kejang-kejang, otaknya bengkak, bisa meninggal," jelasnya.
Sebagai tambahan, kadar natrium dalam darah berada di kisaran 135 hingga 145 mEq/L. Jika kurang dari itu, seseorang mungkin mengalami gangguan elektrolit yang disebabkan rendahnya kadar natrium dalam darah yang disebut sebagai hiponatremia.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Tak Boleh Sembarangan, Ini Aturan Minum yang Tepat Menurut Dokter"