Ilustrasi otak. (Foto: Getty Images/Nikada) |
Belum lama ini, peneliti China mengungkapkan keberhasilan pemasangan chip otak pada pasien yang mengalami kelumpuhan. Universitas Tsinghua di Beijing mengumumkan bahwa perangkat yang dipasang pada 24 Oktober 2023 telah mencapai kemajuan signifikan dalam rehabilitasi pasien manusia.
Tim peneliti menuturkan chip Neural Electronic Opportunity (NEO) yang dipasang berhasil mengembalikan gerakan motorik pasien lumpuh yang dipandu oleh otaknya. Komputer ini menciptakan jalur komunikasi langsung antara aktivitas listrik di dalam otak dan perangkat eksternal seperti komputer.
Masih dalam tahap uji klinis, implan ini nanti harapannya dapat membantu pasien yang mengalami cedera tulang belakang, penyakit epilepsi, hingga amyotrophic lateral sclerosis (ALS).
China memiliki ambisi yang berani untuk mengembangkan produk komputer-otak pada tahun 2025. Dikutip dari Business Insider, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China menerbitkan dokumen kebijakan yang mengungkapkan rencana besarnya untuk mendorong keras perkembangan teknologi mutakhir ini.
Pihak kementerian menyatakan ingin China berhasil menciptakan ratusan terobosan teknologi baru pada 2025 termasuk antarmuka komputer-otak seperti implan Neuralink yang dimiliki Elon Musk.
Sebelumnya, Elon Musk melalui media sosial X juga sempat mengumumkan keberhasilan Neuralink melakukan pemasangan chip implan otak pada manusia untuk pertama kali. Hal itu mereka lakukan setelah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada Mei 2023 untuk menjalankan uji coba pada manusia.
China memang sudah secara aktif berupaya menciptakan perangkat antarmuka komputer-otak dalam beberapa tahun terakhir termasuk perangkat yang dapat menyaingi Neuralink. Ambisi tersebut terlihat dari serangkaian langkah yang dilakukan oleh China dalam melakukan penelitian.
Pada tahun 2019, China melalui Universitas Tianjin sempat mengeluarkan sebuah chip yang diberi nama 'Brain Talker'. Chip tersebut dibuat dengan kerja sama bersama China Electronics Corporation milik negara.
Pemerintah China juga menyediakan dana untuk laboratorium penelitian antarmuka 'mesin otak' di Tianjin pada tahun lalu. Peneliti yang terlibat bahkan lebih dari 60 ilmuwan.
Selain itu, peneliti di Universitas Tsinghua di Beijing pada tahun lalu juga melakukan pengembangan perangkat yang dimasukkan ke dalam telinga bagian dalam seseorang agar bisa menghubungkan otak ke komputer. Teknologi yang diberi nama SprialE itu dapat dimasukkan ke dalam telinga tanpa memerlukan pembedahan karena memiliki desain yang spiral dan mudah untuk digunakan.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ambisi China Tanam Chip di Otak Manusia, Buat Apa?"