Hagia Sophia

20 March 2024

Mirip Singapura, Banyak Warga Thailand yang Tidak Ingin Punya Anak

Ilustrasi bayi. (Foto: Getty Images/Ratchat)

Masalah penurunan angka kelahiran melanda beberapa negara di kawasan Asia Tenggara. Salah satunya adalah Thailand, angka kelahiran bayi per tahun kini tak lebih dari 500.000 jiwa.

Menteri Pembangunan Sosial dan Keamanan Manusia Thailand, Varawut Silpa-archa baru-baru memperingatkan, jika masalah demografi terus berlanjut, proporsi anak-anak di Thailand pada 2037 akan menurun menjadi 14,3 persen. Di sisi lain, populasi lansia akan meningkat menjadi 29,85 persen.

Dia juga mengingatkan jika kondisi tersebut terjadi, populasi Thailand akan turun setengahnya menjadi hanya sekitar 30 juta orang dalam 60 tahun ke depan.

Varawut mengakui bahwa saat ini memang banyak generasi muda di Thailand memilih untuk tidak memiliki anak. Penyebabnya lantaran ketidakpastian, perubahan pola kerja, serta pendapatan yang tidak konsisten.

Selain itu, tingginya biaya perumahan, transportasi umum, serta kesulitan ekonomi pasca pandemi COVID-19 juga berkontribusi pada keputusan warga Thailand untuk tetap melajang dan tidak mempunyai anak.

Varawut mengingatkan pilihan untuk tidak memiliki anak tidak hanya berkontribusi pada penurunan populasi, tetapi juga mencegah negara tersebut untuk melakukan transisi ke perekonomian yang lebih tinggi. Dengan berkurangnya angkatan kerja, dunia usaha dan pasar akan menyusut, produktivitas pun akan ikut menurun.

"Pada akhirnya, ini bukan hanya soal mendorong dua individu untuk hidup bersama dan memiliki bayi," ujar Varawut, dikutip dari Nation Thailand, Minggu (17/3/2024).

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Varawut mendesak pemerintah untuk membuat kebijakan komprehensif yang dapat membekali masyarakat dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Harapannya, mereka dapat menjadi bagian dari angkatan kerja saat ini.

Pada kesempatan terpisah, Wakil Perdana Menteri Thailand Somsak Thepsutin menyoroti penurunan jumlah perempuan usia produktif (15-44 tahun) yang diprediksikan akan turun menjadi 11,81 juta pada 2037.

"Kampanye untuk meningkatkan angka kelahiran harus menyasar perempuan muda. Kelahiran pada perempuan di atas usia 30 tahun juga harus ditingkatkan menggunakan teknologi medis dan kebijakan yang menciptakan kehidupan kehidupan dan lingkungan kerja yang mendukung," tuturnya.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Angka Kelahiran Anjlok, Ini Alasan Banyak Warga Thailand Ogah Punya Anak"