Ilustrasi susah tidur. (Foto: iStockphoto/Getty Images/torwai) |
Pada bulan puasa, jadwal tidur yang berubah berantakan menjadi salah satu masalah yang kerap dihadapi. Hal ini biasanya disebabkan oleh tidur yang lebih larut malam dan bangun lebih pagi untuk menjalani sahur.
Jika tidak ditangani dengan tepat, pola tidur yang berantakan tentu dapat mengganggu ibadah selama bulan puasa. Berapa sih durasi tidur ideal yang selama bulan puasa?
Pengajar Prodi Kedokteran Keluarga FKUI dr Marinda Asiah Nuril Haya, MMed Sci, PhD, menuturkan secara umum orang dewasa memerlukan sekitar tujuh sampai sembilan jam untuk durasi tidur yang ideal. Namun, karena ada perubahan jadwal yang signifikan selama bulan puasa, ia mengimbau agar masyarakat tidur paling minimal empat jam dalam sehari.
"Untuk itu kita perlu menjaga pola tidur, sehingga setidaknya tidur minimal empat jam berturut-turut, paling minimal. Supaya jam biologis kita pun tetap teratur, sebisa mungkin waktu kita tidur dan waktu kita bangunnya itu konstan selama bulan puasa, supaya ritmenya teratur," ucap dr Nuril ketika berbincang dengan detikcom.
Karena jam tidur cenderung semakin pendek selama bulan puasa, oleh karena itu peningkatan kualitas tidur harus dilakukan. Beberapa cara yang dapat dilakukan masyarakat agar tidur menjadi lebih berkualitas, salah satunya dengan memberi jeda antara makan terakhir saat berbuka dengan tidur.
Menurut dr Nuril, langkah ini penting untuk dilakukan karena sangat berpengaruh pada kualitas tidur.
"Kita nggak boleh tidur habis langsung makan banget, jadi kalau bisa jarak antara makan besar saat buka puasa itu dengan tidur itu sekitar dua jam," katanya.
Selain itu, dr Nuril juga menyarankan masyarakat agar bisa menerapkan sistem 'kompensasi' untuk durasi tidur yang kurang. Ia mencontohkan pada seorang ibu rumah tangga yang harus bangun lebih dini untuk menyiapkan menu sahur.
Kompensasi tidur bisa didapatkan setelah salat subuh, atau ketika jam istirahat siang kantor bagi yang bekerja di pagi hari. Namun, ia kembali mengingatkan pentingnya konsistensi ritme jam tidur. Hal ini penting agar tidak 'mengacaukan' jam biologis tubuh.
"Sisanya ini bisa dikompensasi misal setelah salat subuh. Kita bisa juga waktu istirahat jam siang misalnya sejam istirahat tuh di kantor, power nap sekitar 30 menit untuk menebus hutang tidur itu," ujar dr Nuril.
"Meskipun dirubah (jam tidur), tapi terjaga. Yang kacau itu kalau jam tidurnya tidak beraturan setiap hari. Sudah jamnya kurang, terus nggak beraturan pula. Jadi harus konsisten selama bulan Ramadan," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Jadwal Jadi Berantakan, Berapa Lama Sih Durasi Tidur Ideal Selama Bulan Ramadan?"