Hagia Sophia

25 March 2024

Pemeriksaan Kesehatan Calon Jemaah Haji 2024 Dilakukan Sebelum Pelunasan

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Liliek Marhaendro Susilo (Foto: Erna Mardiana/detikHealth)

Berbeda dengan tahun sebelumnya, pemeriksaan kesehatan bagi calon jamaah haji tahun 2024 lebih menyeluruh. Hal itu untuk mengantisipasi calon jemaah haji berisiko tinggi.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Liliek Marhaendro Susilo mengatakan saat ini proses pemeriksaan kesehatan dilakukan sebelum calon jemaah melunasi biaya perjalanan ibadah haji (Bipih).

"Tahun lalu kan calon jemaah melunasi dulu baru dites kesehatan, sehingga banyak jemaah yang berisiko tinggi lolos," ujarnya di hadapan seribuan lebih calon Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) saat Bimtek PPIH Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede, Sabtu (23/3/2024).

Sementara tahun ini, calon jemaah haji melakukan pemeriksaan kesehatan dahulu sebelum melunasi Bipih.

"Tahun ini pemeriksaan kesehatan ditambah. Pemeriksaan kognitif, mental, dan kemampuan aktivitas melakukan kegiatan sehari-hari. Tahun lalu hanya MCU (medical check up)," jelasnya.

Hal itu untuk menskrining risiko demensia calon jemaah haji. Tahun lalu, jemaah haji yang mengalami demensia sangat tinggi mencapai 431 orang . Jumlah jemaah lansia pada 2023 mencapai sekitar 66 ribu atau 30 persen dari total jumlah jemaah pada 2023. Hal itu menjadikan jumlah jemaah lansia pada 2023 paling tinggi sepanjang digelarnya ibadah haji di Indonesia.

"Pasien demensia ini cukup merepotkan jemaah satu rombongannya. Mungkin satu minggu pertama tidak masalah, tapi selanjutnya kan mereka juga berpikir kapan kami beribadahnya?" tuturnya.

Sementara untuk tahun ini jumlah jemaah haji lansia sebanyak 45 ribu atau hanya sekitar 18,6 persen dari total jumlah jamaah yang mencapai 241 ribu.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan per 25 Februari 2024, dari 200.362 jamaah yang telah melakukan pemeriksaan kesehatan, sebanyak 76 persen berisiko tinggi. Usia mereka rata-rata di atas 70 tahun. Sebagian besar berisiko serangan jantung, stroke, dan pneumonia.

"Rata-rata penyakitnya membutuhkan perawatan atau pemeliharaan kesehatan, butuh minum obat. Makanya kami sarankan jangan lupa minum obat, olahraga ringan minimal 30 menit sehari tapi jangan sampai kelelahan," ujar Liliek.

Ia juga menyarankan para jamaah haji untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan beristirahat dengan cukup. "Kalau mau walimatu safar, sebaiknya jauh-jauh hari. Seminggu sebelumnya pokoknya harus beristirahat," kata dia.

Sementara itu menurut Ketua Tim Kerja SDM Kesehatan Haji Puskes Haji Kemenkes Indro Murwoko, pemerintah Arab Saudi meminta adanya International patient Summary sesuai dengan aturan WHO.

"Ada sistem agar pemerintah Arab Saudi bisa mengakses riwayat alergi, obat rutin yang diminum selain selain hasil pemeriksaan kesehatan," jelas Indro.

Sistem ini, kata dia, digunakan untuk pasien kesehatan lintas batas.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Skrining Kesehatan Jemaah Haji Berisiko Tinggi, Tahun Ini Tak Cuma MCU"