Ilustrasi Ramadan dua kali dalam setahun di 2030. Foto: REUTERS/Mohamed Abd El Ghany |
Dalam enam tahun ke depan atau tepatnya pada 2030, umat Muslim di seluruh dunia akan merayakan bulan puasa dua kali dalam setahun kalender masehi. Kok bisa?
Pada tahun ini, bulan Ramadan jatuh pada Maret. Namun di 2030, Ramadan akan jatuh di awal tahun. Hal ini memungkinkan terjadi karena ada perbedaan jumlah penanggalan antara kalender Masehi dan Hijriah.
Sama seperti kalender Masehi, kalender Hijriah punya 12 bulan yang terdiri dari Muharam, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Syaban, Ramadhan, Syawal, Dzulkaidah dan Dzulhijah.
Mesti sama-sama punya 12 bulan dalam satu tahunnya, kalender Masehi sudah pakem dengan 365 hari, sedangkan kalender Hijriah punya 355 hari. Artinya, ada selisih 10 hari atau 11 hari (dibanding tahun kabisat) dalam setahun.
Perbedaan itu yang menyebabkan bulan puasa ini selalu lebih maju dari tahun-tahun sebelumnya. Bila itu terus berlangsung, maka Ramadan hadir dua kali dalam setahun.
Sebagaimana dikutip dari Mashable, Sabtu (23/3/2024) Ramadan akan berlangsung dua kali dalam setahun pada tahun 2030. Hal itu dikarenakan, Ramadan pertama jatuh di awal tahun dan yang kedua di akhir tahun Masehi.
Berdasarkan penanggalan kalender Hijriyah 1451-1452, Ramadan pertama hadir pada 5 Januari 2030, dan Ramadan yang kedua datang pada 26 Desember 2030.
Menariknya, tidak hanya Ramadan saja, Hari Raya Idul Fitri juga hadir dua kali setahun. Hanya saja, kejadian ini tidak di tahun 2030, melainkan tiga tahun berikutnya atau tahun 2033.
Usut punya usut, bulan puasa dua kali dalam setahun kelender masehi ini bukan yang pertama. Pada tahun 2000 silam, peristiwa serupa sudah berlangsung, dimana Ramadan juga ada di awal dan akhir tahun Masehi juga seperti di 2023 mendatang.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Tahun 2030, Ramadan Akan Berlangsung 2 Kali Setahun"