Hagia Sophia

25 March 2024

Pertama di Dunia, Ini Alasan Pria AS Lakukan Cangkok Ginjal Babi

Cangkok ginjal babi ke manusia (Foto: Joe Carrotta / NYU Langone Health)

Tim medis di Massachusetts membuat terobosan besar pertama di dunia. Mereka sukses melakukan transplantasi ginjal babi pada pria berusia 62 tahun yang mengidap penyakit ginjal stadium akhir atau end-stage kidney disease (ESKD). Kesuksesan itu membuka harapan kesembuhan para pasien yang mengidap penyakit ginjal.

Ahli bedah rumah sakit umum Massachusetts mengungkap kesuksesan itu pada Kamis (21/3/2024) waktu setempat. Operasi dilakukan pada Sabtu (16/3) terhadap pria bernama Richard Slayman. Ada 15 dokter dan perawat terlibat dalam operasi yang berlangsung selama empat jam tersebut.

RS Massachusetts juga menyebut babi yang mendonorkan ginjal dipelihara di fasilitas khusus. Hal ini bertujuan untuk mencegah babi terinfeksi atau terkontaminasi hal-hal yang bisa membahayakan penerima organnya.

Setelah menjalani operasi, kondisi pasien dinyatakan pulih dengan baik dan diharapkan dapat kembali ke rumah dalam waktu dekat. Selanjutnya, pasien akan menjalani pengobatan imunosupresif, mencegah penolakan imun terhadap ginjal babi yang dicangkokkan ke tubuhnya.

"Pahlawan sebenarnya saat ini adalah pasiennya, Tuan Slayman, karena keberhasilan operasi perintis ini, yang dulunya dianggap tak terbayangkan, tidak akan mungkin terjadi tanpa keberanian dan kemauannya untuk memulai perjalanan ke wilayah medis yang belum dipetakan," imbuh Joren C Madsen, MD, DPhil, Direktur, Pusat Transplantasi MGH.

"Saat komunitas medis global merayakan pencapaian luar biasa ini, Bapak Slayman menjadi mercusuar harapan bagi banyak orang yang mengidap penyakit ginjal stadium akhir dan membuka garis depan baru dalam transplantasi organ," lanjutnya.

Alasan Pria AS Menerima Transplantasi Ginjal Babi

Slayman diketahui telah mengidap diabetes tipe 2 dan hipertensi selama bertahun-tahun yang membuatnya mengidap penyakit ginjal. Dirinya sempat menerima transplantasi ginjal dari donor manusia yang telah meninggal pada bulan Desember 2018. Sebelum menerima transplantasi tersebut, Slayman diketahui telah menjalani dialisis atau cuci darah selama tujuh tahun sebelumnya.

Ginjal yang sudah ditransplantasikan menunjukkan tanda-tanda kegagalan sekitar lima tahun kemudian dan Slayman melanjutkan dialisis pada bulan Mei 2023.

Sejak melanjutkan dialisis, ia mengalami komplikasi akses vaskular dialisis berulang yang memerlukan kunjungan ke rumah sakit setiap dua minggu untuk menghilangkan bekuan darah dan revisi bedah, yang berdampak signifikan kualitas hidupnya dan masalah umum di antara pasien dialisis.

"Ketika ginjal transplantasi saya mulai gagal pada tahun 2023, saya kembali memercayai tim perawatan saya di MGH untuk mencapai tujuan saya, tidak hanya meningkatkan kualitas hidup saya tetapi juga memperpanjangnya. Ahli nefrologi saya, Dr. Winfred Williams, MD dan tim Pusat Transplantasi menyarankan transplantasi ginjal babi, dengan hati-hati menjelaskan pro dan kontra dari prosedur ini," tuturnya Slayman.

"Saya melihatnya bukan hanya sebagai cara untuk membantu saya, namun juga sebagai cara untuk memberikan harapan bagi ribuan orang yang membutuhkan transplantasi untuk bertahan hidup," tuturnya lagi.

Keberhasilan berkelanjutan dari terobosan transplantasi ginjal babi ini merupakan tonggak sejarah nyata dalam bidang transplantasi.

Hal ini juga merupakan terobosan potensial dalam memecahkan salah satu permasalahan yang paling sulit, yaitu ketidaksetaraan akses bagi pasien etnis minoritas terhadap kesempatan untuk transplantasi ginjal karena kekurangan organ donor yang ekstrem dan hambatan berbasis sistem lainnya.

Kesenjangan kesehatan ini telah menjadi target dari banyak inisiatif kebijakan nasional selama lebih dari 30 tahun, namun keberhasilannya masih terbatas.

Pasokan organ yang berlimpah akibat kemajuan teknologi ini mungkin akan sangat berguna untuk mencapai pemerataan kesehatan dan menawarkan solusi terbaik kepada semua pasien yang membutuhkan.

"Saya memuji Bapak Slayman, yang telah menjadi pasien saya selama bertahun-tahun, atas keberaniannya menjadi pelopor dalam bidang transplantasi," kata Dr Winfred Williams, MD.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Jadi yang Pertama di Dunia, Ini Alasan Pasien Pria AS Jalani Cangkok Ginjal Babi"