Ilustrasi nyamuk aedes aegypti penyebab DBD. (Foto: Getty Images/iStockphoto/PongMoji) |
Dalam beberapa waktu terakhir, tingginya kasus demam berdarah dengue (DBD) yang muncul menjadi sorotan banyak pihak. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr dr Ari Fahrial Syam mengimbau masyarakat untuk mewaspadai demam tinggi secara mendadak.
Hal ini menurut Prof Ari sangat berkaitan erat dengan DBD yang kini kasusnya sedang marak akibat perubahan cuaca dan iklim.
"Saat ini demam tinggi mendadak yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia terutama di Jakarta harus dicurigai demam berdarah sebagai penyebabnya," kata Prof Ari dari keterangan tertulis yang diterima detikcom, Sabtu (30/3/2024).
Prof Ari menuturkan bahwa pemeriksaan sedini mungkin pada pasien DBD harus dilakukan untuk menjaga agar pasien lebih mudah ditangani. Jika tidak dirawat dengan cepat, risiko komplikasi yang berbahaya pun dapat muncul.
Penyakit DBD di Indonesia sudah termasuk endemis dan dapat ditemukan sepanjang tahun. Prof Ari berharap masyarakat dan juga tenaga kesehatan dapat mengenali kasus demam berdarah dengan waktu cepat.
"Kita berharap, kasus-kasus demam berdarah tak datang terlambat ke rumah sakit karena makin terlambat, semakin susah untuk ditangani," ucapnya.
Berikut ini adalah beberapa gejala DBD yang dapat muncul dan harus diketahui masyarakat:
- Demam tinggi mendadak.
- Gangguan pencernaan (mual, muntah, nyeri ulu hati, susah BAB, diare).
- Kepala pusing.
- Pegal dan nyeri otot.
- Bintik merah pada kulit terutama di tangan, kaki, dan dada.
- Mimisan.
- Gusi berdarah.
Selain hal tersebut, Prof Ari juga mengimbau masyarakat untuk mengetahui berbagai langkah untuk pencegahan DBD. Beberapa langkah yang bisa dilakukan berupa pemberantasan sarang nyamuk dengan menemukan jentik-jentik di genangan air, serta lakukan upaya mengubur, menguras, dan menutup.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kasus DBD RI Lagi 'Nanjak', Dekan FKUI Minta Waspadai Demam Tinggi Mendadak"