Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/peakSTOCK) |
Kanker serviks menempati peringkat kedua jenis kanker yang terbanyak dialami wanita Indonesia setelah kanker payudara. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada tahun 2021, total kasus kanker serviks mencapai 36.633 kasus atau 17,2 persen dari seluruh jenis kanker pada wanita.
Angka kematian akibat kanker serviks pun tergolong tinggi, total sebanyak 21.003 kematian atau 19,1 persen dari seluruh kematian akibat kanker. Dokter spesialis obstetri dan ginekologi dr Fitriyadi Kusuma, SpOG Subsp Onk menuturkan bahwa salah satu masalah yang ada di Indonesia adalah rendahnya kesadaran untuk melakukan skrining.
Banyak pasien kanker serviks yang baru terdeteksi setelah stadium lanjut. Kondisi ini membuat banyak pasien terlambat ditangani. Diperkirakan bahwa setidaknya ada lebih dari 15 ribu kasus kanker serviks di Indonesia setiap tahun.
"Berarti artinya setiap dua menit ada kasus baru dan setiap satu jam ada satu orang yang meninggal karena kanker serviks di Indonesia. Karena coverage skrining-nya masih di bawah 10 persenan," ucap dr Fitriyadi dalam acara temu media, Senin (22/4/2024).
dr Fitriyadi menyebut bahwa kanker serviks menjadi salah satu 'silent disease' yang ada di Indonesia. Ia menuturkan penyakit ini dapat merusak pelan-pelan dan berubah menjadi sangat ganas di kemudian hari.
Ia lebih lanjut mengingatkan pentingnya untuk melakukan skrining sedini mungkin dan mendapatkan vaksin. Vaksin HPV untuk pencegahan kanker serviks memiliki efektivitas sekitar 80 persen.
"Penting skrining reguler, sehingga pasien itu bisa ketemu saat precancer dan bisa sembuh 100 persen. Kalau pasien ketemu stadium satu terus diobati, 9 dari 10 hidup. Sedangkan kalau ketemunya stadium 3b dalam lima tahun walau sudah diobati hanya sekitar 5-6 orang yang selamat," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Satu Warga RI Meninggal Setiap 1 Jam karena Kanker Serviks, Dokter Soroti Hal Ini"