Hagia Sophia

25 April 2024

Pasca Libur Lebaran, Kasus Batuk Pilek pada Anak Meningkat

Foto: Getty Images/iStockphoto/kan2d

Pasca libur Lebaran, ternyata kasus batuk pilek pada anak di poli anak meningkat. Kondisi ini terjadi karena tingginya kasus ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) di Indonesia.

Hal ini yang juga dialami spesialis anak dr Melia Yunita, SpA, saat berpraktik di poli anak. Ia mengungkapkan kasus ISPA dengan gejala batuk pilek merupakan penyakit keluhan teratas yang paling sering ditemui.

"Bapil (batuk pilek) itu jadi 5 teratas di poli anak. Angka bapil meningkat banget, aku nggak pernah nemuin anak nggak pernah sakit bapil," ungkap dr Melia dalam temu media di kawasan Jakarta Selatan, Senin (22/4/2024).

ISPA merupakan infeksi akut yang menyerang satu komponen saluran pernapasan, terutama saluran pernapasan bagian atas. Itu meliputi hidung, rongga hidung dan sinus, tenggorokan (faring), dan kotak pita suara (laring).

Kasus ISPA memang paling sering dialami oleh anak-anak atau bayi. Itu karena sistem kekebalan tubuh mereka belum berkembang dengan sempurna.

Terlebih jika anak tinggal di daerah perkotaan dengan kualitas udara yang buruk. Kondisi itu yang bisa membuat anak lebih sering demam, batuk pilek, hingga sesak napas.

Jika hal itu terjadi, virus dan berbagai jenis bakteri bisa menyerang anak-anak bahkan orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Saat virus atau bakteri itu menyerang anak-anak, akan lebih memperburuk gejalanya.

"Imunitas anak baru lahir newborn, semua organ belum matang. Paru dan sistem imunnya belum maksimal. Jadi, kita harus ekstra hati-hati jaga anak-anak kita, virus atau bakteri bisa berbeda kalau kena si kecil," jelas dr Melia.

Saat anak menunjukkan tanda-tanda seperti demam, batuk, dan pilek, sebaiknya tidak mengajak anak-anak untuk bepergian sementara waktu. dr Melia menyarankan untuk rutin mengecek suhu tubuh anak dan memberikan obat di waktu yang tepat.

"Jadi dicek pakai pengukur suhu tubuh jangan pakai tangan. Kalau suhu sudah lebih dari 38 derajat, baru boleh minum obat. Tapi, kalau kurang dari itu dikompres juga cukup, selama anak dalam pemantauan kondisinya," tuturnya.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dokter Sebut Kasus ISPA di Poli Anak Makin Banyak usai Lebaran"