Ilustrasi. (Foto: Pradita Utama) |
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengungkap bahwa terdapat peningkatan drastis kasus demam berdarah dengue (DBD) dibandingkan dengan tahun lalu. Peningkatan kasus DBD yang terjadi bahkan nyaris mencapai tiga kali lipat.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik dr Siti Nadia Tarmizi menuturkan bahwa kenaikan kasus DBD yang cukup drastis pada tahun ini disebabkan oleh multi faktor. Salah satunya adalah kesadaran untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di tingkat individu yang cenderung masih kurang.
"Pasti PSN-nya pada tingkat masyarakat dan individu atau keluar kurang kewaspadaannya. Selain itu, ini juga dipengaruhi fenomena el nino dan ada perubahan iklim sehingga ada perubahan musim," ucap dr Nadia ketika dihubungi detikcom, Selasa (16/4/2024).
dr Nadia juga menyebut, di sisi lain kesadaran masyarakat akan kesehatan diri juga semakin meningkat. Kondisi ini pada akhirnya membuat deteksi penyakit DBD juga menjadi lebih baik.
"Mungkin kesadaran masyarakat terhadap kesehatan pasca pandemi lebih baik, sehingga bila sakit segera ke fasilitas kesehatan," sambungnya.
Data Kemenkes menunjukkan bahwa pada minggu ke-15 tahun 2024 jumlah kasus DBD mencapai 62.001 pasien. Sedangkan, pada minggu yang sama di tahun 2023, jumlah kasus DBD 'hanya' 22.551 kasus atau berarti naik hampir tiga kali lipat.
Provinsi Jawa Barat menjadi wilayah dengan kasus DBD tertinggi dengan 17.331 kasus. Setelah itu diikuti oleh Provinsi Banten 5.887 kasus, dan Provinsi Jawa Tengah dengan 4.330 kasus.
Sedangkan untuk Provinsi DKI Jakarta berada di posisi ke-9 dengan 2.272 kasus.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kemenkes Ungkap 'Biang Kerok' Kasus DBD Naik Tajam, Tembus 62 Ribu"