Foto: iStock |
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), di tahun 2022 angka penyakit kanker di Indonesia menyentuh angka 136 orang per 100 ribu penduduk. Hal ini menjadikan Indonesia menempati urutan ke-8 dengan pasien kanker terbanyak di Asia Tenggara.
Dokter onkologi dr Jeffry Beta Tenggara, SpPD-KHOM mengatakan saat ini angka pengidap kanker di Indonesia masih terbilang cukup mengkhawatirkan. Jenis-jenis kanker tersebut adalah kanker payudara, kanker paru, dan kanker serviks masih menjadi tiga besar di Tanah Air.
"Kanker paru tetap banyak jadinya, makin tinggi. Memang angkanya tetap kanker payudara nomor satu, tapi kanker paru ini dan kanker serviks ini seperti saingan rebutan (posisi) nomor dua, nomor 3, atau nomor empat dengan kanker usus," ucap dr Jeffry di Jakarta Pusat, Minggu (4/5/2024).
Dokter Jeffry menegaskan jika kanker tak melulu hanya menyerang lansia, sel ganas ini ternyata juga bisa menyerang anak-anak atau remaja. Menurutnya, ada tiga faktor yang bisa menyebabkan seseorang bisa mengidap kanker, yaitu genetik, gaya hidup, dan faktor x.
"Kanker ini bukan hanya untuk mereka yang usia lanjut. Pada bayi, pada anak, pada usia remaja pun itu bisa kena. Tadi ada salah satu survivor yang terkena (kanker) limfoma. Jenis-jenis tertentu seperti hodgkin limfoma, itu malah lebih banyak (menyerang) usia remaja, usia 20-30 tahunan," tambahnya.
Berapapun umurnya, lanjut dr Jeffry, memang berpotensi untuk terkena kanker dan tiap usia memiliki bahaya kankernya sendiri-sendiri. Bahkan, untuk mereka yang sudah mengantisipasi dengan hidup sehat, masih berpotensi untuk terkena kanker.
"Kita bilangnya ini faktor x, di mana kita sudah hidup sehat, sudah nggak merokok, nggak minum alkohol, tetep kena kanker. Tapi jangan sampai ini menjadi patokan bahwa, oh orang yang hidup sehat saja bisa terkena kanker, ngapain saya hidup sehat," tambahnya.
Untuk itu, dr Jeffry berpesan kepada anak muda untuk tetap berusaha meminimalisir potensi terkena kanker dengan cara ya sederhana dan mudah dilakukan. Olahraga dan menjaga pola makan bisa dilakukan.
"Tetap ada yang bisa kita lakukan untuk menurunkan risiko kanker. Olahraga 3x seminggu, gak usah yang susah-susah. Jalan kaki, sekitar 20-30 menit 3x seminggu, itu sudah cukup menurunkan risiko kanker yang signifikan," kata dr Jeffry.
"Hindari alkohol, lakukan yang namanya deteksi dini. Jangan takut untuk USG, mammografi, kemudian pap smear. Itu simpel, sederhana, tapi akan bisa mendeteksi dengan akurat," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dokter Onkologi Sebut Hal Ini Bisa Jadi Penyebab Anak Muda Terkena Kanker"