Hagia Sophia

09 May 2025

Akibat Indonesia Kelebihan Perawat, Sebagian Dikirim ke Jepang Sebagai Caregiver

Ilustrasi perawat. (Foto: Getty Images/South_agency)

Indonesia surplus tenaga perawat, kebutuhannya sudah terpenuhi di angka 112,6 persen. Setiap tahun, ada 37.443 perawat yang diproduksi pada tingkat diploma III keperawatan.

Demi menyiasati terserapnya tenaga perawat, pemerintah membuka kerja sama, salah satunya dengan Jepang untuk mengirim 300-an perawat di tahun ini, sebagai caregiver. Profesi tersebut menjadi yang paling dibutuhkan di tengah tren aging population atau populasi menua di Jepang.

Negeri Sakura bahkan mencatat hampir 40 persen populasi mereka kini adalah lansia.

Direktur Jenderal Sumber Daya Manusia Kesehatan Kemenkes RI, dr Yuli Farianti, M Epid, melihat tren peminatan bekerja di Jepang juga semakin tinggi seiring dengan banyaknya alumni yang memberikan testimoni bekerja di sana.

"Dalam enam tahun terakhir sampai 2024, sudah ada 1.274 lulusan perawat yang telah diberangkatkan bekerja ke luar negeri, 863 di antaranya bekerja di Jepang," terang dr Yuli, dalam konferensi pers Selasa (6/5/2025).

Ia mengaku terkait kompetensi, kualitas perawat Indonesia tak kalah dengan Jepang dan mampu menyesuaikan. Tantangan terbesar yang dihadapi mereka lebih banyak dalam penyesuaian bahasa dan budaya.

"Tapi nanti itu kami akan siapkan dari jauh-jauh hari untuk memastikan saat berangkat sudah siap menjadi caregiver dan bersertifikat perawat dengan memenuhi standar Jepang," tandas dia.

Tahun ini, 300-an perawat Jepang akan dikirim ke Prefektur Mie, daerah di Jepang yang dikenal dengan penghasil mutiara. Jumlah lansia di Prefektur Mie juga kian mendekati rata-rata catatan nasional, di atas 30 persen dari total penduduk.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "RI Surplus Tenaga Perawat, Banyak yang Dikirim ke Jepang Buat Jadi Caregiver"