Apakah kentang bagus untuk diet? Foto: iStock |
Lagi diet, tapi bingung memilih sumber karbohidrat yang rendah kalori? Sebagai alternatif, mungkin sebagian orang lebih memilih kentang dibandingkan nasi. Namun, apakah kentang bagus untuk diet dan efektif menurunkan berat badan?
Kentang dan nasi adalah dua sumber karbohidrat yang paling banyak dipilih oleh masyarakat dunia. Berdasarkan populasinya, masyarakat Asia terbiasa memakan nasi ketimbang orang-orang di negara Eropa dan Amerika yang lebih memilih kentang sebagai pangan utama. Tak ada masalah dengan keduanya karena kentang dan nasi adalah makanan bertepung yang memberikan energi penting untuk menjaga stamina tubuh sepanjang hari.
Namun secara keseluruhan, kentang mempunyai lebih banyak vitamin dan nutrisi daripada nasi. Terlebih, kentang utuh tanpa dikupas kandungan mineralnya lebih tinggi, seperti magnesium, fosfor, dan potasium. Berikut perbandingan di antara keduanya dikutip dari Food Struct:
Kentang lebih tinggi vitamin C, vitamin B6, kalium, dan serat. Namun, beras lebih tinggi selenium, mangan, folat, dan vitamin B1.
Cakupan kebutuhan harian kentang untuk vitamin C 22 persen lebih banyak.
Kentang memiliki 425mg Kalium, lalu nasi hanya memiliki 35mg. Artinya, kalium pada kentang 12 kali lebih banyak daripada nasi.
Dalam 100 gram kentang rebus tanpa garam hanya terdapat 86 kalori, sedangkan nasi memiliki 130 kalori.
Akan tetapi, beras memiliki umur simpan yang lebih panjang daripada kentang sehingga menahan nutrisinya lebih lama setelah dipanen. Jika tetap memilih kentang, pastikan pilih yang masih segar untuk memaksimalkan kandungan nutrisinya.
Apakah Kentang Bagus untuk Diet?
Kentang digadang-gadang jadi bahan pangan yang bagus untuk diet karena membantu menurunkan berat badan hingga 0,45 kg per hari. Konsep ini dimulai dari tahun 1849, tetapi dipopulerkan kembali oleh Tim Steele dengan bukunya "Potato Hack: Weight Loss Simplified" pada 2016.
Dalam buku tersebut, Steele menyatakan kentang bisa memperkuat sistem imun, meningkatkan kesehatan usus, dan memberikan banyak nutrisi dan energi di samping menurunkan berat badan. Hal ini diperkuat dari penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American College of Nutrition pada 2014 yang membandingkan penurunan berat badan pada sekelompok orang mengikuti diet rendah kalori dengan atau tanpa kentang. Hasilnya, kentang tidak menyebabkan penambahan berat badan.
Penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition pada Agustus 2016, memasukkan tinjauan sistematis dari 13 studi berbeda tentang efek kentang terhadap berat badan serta beberapa penyakit kronis. Dari penelitian tersebut, para peneliti juga memutuskan bahwa tidak ada cukup bukti yang menunjukkan makan kentang menimbulkan penambahan berat badan.
Meskipun diet kentang mungkin efektif untuk menurunkan berat badan jangka pendek, ini bukanlah solusi jangka panjang. Kentang memang bergizi, tetapi tidak mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan yang optimal.
Bahkan, kentang memiliki kandungan glikemik yang lebih tinggi dibandingkan beras. Setidaknya dalam 100 gram kentang rebus tanpa garam terdapat 0,89 gram gula, sedangkan beras hanya mengandung 0,05 gram. Kandungan glikemiknya yang tinggi menyebabkan kadar gula darah dan insulin melonjak dan turun dengan cepat.
Selain itu, diet sangat rendah kalori telah terbukti memperlambat metabolisme dan menurunkan massa otot. Jadi, berat badan kemungkinan besar akan naik lagi ketika seseorang kembali mengikuti pola makan seperti biasa.
Walau begitu, manfaat kentang tetaplah baik untuk kesehatan. Jika ingin mengonsumsinya, pastikan asupan nutrisi selain karbohidrat dan serat juga tercukupi. Metode memasaknya pun tak perlu membutuhkan tambahan lemak, seperti menggoreng. Sebaiknya, tetap olah kentang utuh menggunakan cara rebus, kukus, atau panggang.
Jadi, apakah kentang baik untuk diet? Kembali lagi pada kebutuhan dan putusan masing-masing individu. Untuk membuat diet kentang lebih seimbang dan berkelanjutan, sertakan makanan nabati utuh seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Jangan lupa untuk tetap aktif berolahraga serta mencukupi kebutuhan mineral seharian sedikitnya dua liter sehari.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dibanding Nasi, Apakah Kentang Bagus untuk Diet? Faktanya Sih Begini"