Hagia Sophia

02 January 2023

Mana yang Lebih Rendah Kadar Gulanya, Nasi Dingin atau Baru Matang?

Benarkah nasi yang dingin lebih rendah gula dibandingkan yang baru matang? (Foto: thinkstock)

Baru-baru ini, viral postingan di Instagram yang menyebut bahwa kadar gula pada semangkuk nasi putih pulen sama dengan dua sendok makan gula pasir. Postingan tersebut menyebut, konsumsi nasi putih harus disetop lantaran bisa memicu perut buncit dan penyakit kencing manis.

Banyak juga yang percaya bahwa nasi putih yang baru matang juga mengandung kadar gula yang lebih tinggi. Maka dari itu, nasi perlu didinginkan sebelum dikonsumsi. Benarkah begitu?

Dikutip dari Insider, nasi yang didinginkan sebelum dimakan dapat membantu mencegah lonjakan gula darah. Berdasarkan penelitian kecil yang diterbitkan di Nutrition and Diabetes, mengkonsumsi nasi yang dipanaskan ulang dapat memperlambat lonjakan gula darah bagi penderita diabetes.

Sekelompok peneliti Polandia dari Poznan University of Medical Sciences mempelajari 32 pasien dengan diabetes tipe 1. Hal ini dilakukan untuk membandingkan kadar gula darah mereka usai mengkonsumsi makanan yang berbeda.

Pada penelitian itu, sebagian peserta diberikan nasi putih berbiji panjang yang langsung disajikan setelah matang. Untuk peserta lainnya, diberikan nasi dengan porsi yang sama tetapi sudah didinginkan di lemari es selama 24 jam, lalu dipanaskan kembali dan disajikan.

Bagaimana Hasilnya?

Mereka menemukan bahwa saat peserta makan nasi yang didinginkan, kadar gula darah mereka secara signifikan lebih stabil. Peningkatan gula darah juga lebih sedikit daripada peserta yang mengkonsumsi nasi yang baru matang.

Dari studi tersebut para peneliti menunjukkan bahwa karbohidrat yang didinginkan, seperti nasi, dapat membantu mengontrol gula darah berkat jenis karbohidrat tertentu yang disebut pati resisten. Porsi nasi dingin dalam studi ini mengandung pati resisten yang jauh lebih banyak daripada nasi yang baru.

Pati resisten dalam nasi dingin dicerna lebih lambat. Akibatnya, pati resisten dapat membantu menyeimbangkan penyerapan karbohidrat lain untuk menyeimbangkan gula darah,

Meski ini penelitian kecil dan berfokus pada populasi tertentu, studi yang sebelumnya dilakukan juga mendukung gagasan bahwa mendinginkan makanan kaya karbohidrat bisa mengubah cara penyerapannya.

Pada studi serupa yang dilakukan pada 2015 terhadap orang tanpa diabetes, ditemukan bahwa nasi dingin menyebabkan lebih sedikit lonjakan gula darah. Para ahli mengatakan mendapatkan lebih banyak pati resisten dari karbohidrat dingin juga memiliki manfaat lain, seperti:
  • Mengatur nafsu makan agar tetap kenyang setelah makan
  • Mencegah penurunan energi
  • Membantu penurunan berat badan
"Jika orang sedang dalam misi penurunan lemak tubuh dan mereka ingin meratakan kadar gula darah mereka, atau jika mereka melihat produktivitas mereka dan menghindari kemerosotan di sore hari, akan bermanfaat untuk mencoba dan mengonsumsi lebih banyak pati resisten," kata ahli gizi Rhiannon Lambert yang dikutip dari Insider, Senin (2/1/2023).

Benarkah Nasi yang Baru Matang Bikin Gemuk?

Dokter spesialis gizi klinik dr Titi Sekarindah, SpGK menjelaskan, memang ada riset yang menyebut indeks glikemik pada nasi yang masih panas lebih tinggi.

"Kalau bisa jangan terlalu panas karena dari penelitian, nasi yang panas indeks glikemiknya lebih tinggi dari nasi dingin. Kalau memang hanya bisa makan nasi putih ya nggak apa-apa, tapi harus bareng dengan sayuran yang banyak," ujar dr Titi pada detikcom, Jumat (30/12/2022).

"Tapi memang gula pasir itu tidak sehat, kan kita sebut sebagai 'empty calorie'. Hanya ada kalori, tidak mengandung zat gizi lain. Kalau masih mau ya kira-kira satu sendok teh saja sehari," imbuhnya.

Jika ingin mencari alternatif nasi putih, masyarakat bisa memilih asupan karbohidrat lain seperti brown rice, nasi merah, nasi hitam, kentang rebus, ubi rebus, oats atau havermut, atau roti gandum.






















Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Nasi Dingin Lebih Rendah Gula Dibanding Nasi Baru Matang, Mitos atau Fakta?"