Apakah penyakit flu babi Afrika menular ke manusia? (Foto: Getty Images/iStockphoto/pidjoe) |
Puluhan ekor babi milik peternak di Kupang dan Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaporkan mati mendadak. Diduga, penyebabnya adalah virus flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).
Hasil observasi Dinas Peternakan Kupang mencatat 48 ekor babi mati mendadak dengan gejala klinis demam tinggi dengan suhu tubuh di atas 39 derajat celsius. Sementara itu ada 30 ekor babi di Flores Timur yang mati dalam sebulan terakhir.
African Swine Fever (ASF) adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 persen. Virus ASF sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap desinfektan.
Bisa menular ke manusia?
Laman Kementerian Pertanian RI menyatakan ASF tidak berbahaya bagi manusia dan bukan masalah kesehatan masyarakat. ASF bukan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia atau zoonosis.
Virus ini tidak mempengaruhi manusia dan tidak berdampak pada kesehatan manusia.
Bisakah flu babi Afrika dimusnahkan?
Hingga saat ini, belum ditemukan vaksin untuk pencegahan penyakit ASF. Langkah strategis utama dalam mencegah terjadi ASF adalah melalui penerapan biosekuriti dan manajemen peternakan babi yang baik serta pengawasan yang ketat dan intensif untuk daerah yang berisiko tinggi
Untuk babi yang terkena penyakit ASF, isolasi hewan sakit dan peralatan serta dilakukan pengosongan kandang selama 2 bulan. Babi yang mati karena penyakit ASF dimasukkan ke dalam kantong dan harus segera dikubur oleh petugas untuk mencegah penularan yang lebih luas.
Selain itu, penting untuk memastikan bahwa pakan ternak, lingkungan, dan segala peralatan yang digunakan untuk memelihara babi tidak terkontaminasi virus ASF.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Heboh Wabah Flu Babi Afrika di NTT, Bisa Menular ke Manusia?"