Pengakuan korban sekte sesat yang sebut hubungan seks sebagai pengampunan dosa. (Foto ilustrasi: iStock) |
Baru-baru ini series dokumenter Netflix berjudul In the Name of God: A Holy Betrayal ramai dibicarakan. Diketahui, series tersebut mengungkap sejumlah sekte aliran sesat yang pernah menggemparkan Korea Selatan, salah satunya Jesus Morning Star (JMS) atau Providence yang didirikan pada tahun 1980.
Sang pendiri sekte yakni Jung Myung Seok sempat dipenjara 10 tahun karena kasus pemerkosaan dan kekerasan seksual pada empat wanita pengikutnya pada 2009. Dalam ajarannya, JMS mengatakan bahwa hubungan seksual dianggap sebagai pengampunan dosa.
Media Korea Selatan SBS pada tahun 2015 merilis dokumenter yang menggambarkan sekte tersebut dalam merawat wanita di sana sebagai pengantin masa depan bagi jeong.
Dikutip dari The Diplomat, dua orang asal Australia yang merupakan mantan anggota sekte tersebut didesak untuk menulis surat berisi hal-hal seksual ke Jeong. Mereka juga dibawa ke Seoul untuk mengunjungi Jeong di penjara.
Di era 1970-an, Korea Selatan mengalami ketidakstabilan ekonomi dan situasi yang sangat sulit. Hal itu membuat penyebaran sekte-sekte di sana semakin mudah, karena banyak warganya yang tidak percaya dan/atau tidak menganut agama tertentu.
Pengakuan Korban
Dalam sekte tersebut, setelah Jeong menyampaikan khotbahnya, ia akan mengundang wanita muda yang terpilih untuk pertemuan doa pribadi yang berubah menjadi manipulasi seksual yang mengerikan. Dia mengklaim dirinya dipilih oleh Tuhan dan menggunakan otoritas yang kasar ini untuk memaksa mereka melakukan pembersihan spiritual dan menikah dengannya melalui tindakan seksual.
Jeong mengatakan kepada mereka, 'Ini bukan kejahatan seksual. Anda hanya menerima kasih Tuhan'. Seperti yang dijelaskan dalam serial tersebut, dia sering memanipulasi korbannya untuk berpikir bahwa mereka tidak dapat melanggar perintahnya karena itu adalah kehendak Tuhan dan perintah dari Mesias. Menurut informan, dia melakukan pelecehan seksual terhadap ratusan pengikut perempuan, bahkan anak di bawah umur.
Salah satu korban yang akhirnya buka suara dalah Maple, yang merupakan seorang wanita muda dan mantan anggota dari JMS. Ia mengungkap pelecehan seksual yang dilakukan Jeong, bahkan setelah dibebaskan dari penjara.
"Sama sekali tidak mungkin Jeong Myeong-seok adalah Mesias. Dan JMS bukanlah tempat yang memenuhi kehendak Tuhan," tegas Maple yang dikutip dari Korean-Binge, Selasa (7/3/2023).
Ia mengaku mengalami penderitaan dan trauma akibat kejadian itu. Namun, ia akhirnya berani mengungkap penderitaan yang selama ini ia alami.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Heboh Sekte Sesat di Korsel, Sebut Hubungan Seks Jadi Pengampunan Dosa"