Cerita seorang anak mendapat transplantasi rahim dari ibunya. (Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/hxyume) |
Seorang wanita di Australia bernama Kirsty Bryant (30) menceritakan kisahnya mendapat transplantasi rahim ibunya agar bisa hamil. Keduanya menjalani prosedur transplantasi rahim di Royal Hospital for Women Sydney, Australia.
Awalnya, Bryant harus kehilangan rahimnya pada April 2021. Itu terjadi karena prosedur histerektomi darurat saat melahirkan anak pertama dan suaminya, Nick.
Saat itu, Bryant kehilangan banyak darah dan mengalami koma selama 48 jam. Ketika sadar, ia baru mengetahui bahwa dirinya tidak akan pernah bisa memiliki anak lagi.
"Saya sangat bersyukur bahwa saya memiliki bayi perempuan kecil, Violet, yang bahagia dan sehat. Tetapi saya sangat, sangat sedih karena tidak dapat memiliki anak lagi," kata Bryant yang dikutip dari Daily Mail, Selasa (28/2/2023).
"Setelah membawa Violet, hubungan itu tak terlukiskan. Saya ingin mengalami itu semua lagi. Ya, itu adalah saat-saat yang sangat sulit," sambungnya.
'Meminta Rahim Ibunya'
Sampai akhirnya, Bryant berpikir untuk melakukan transplantasi rahim. Ia menelepon ibunya, Michelle Hayton (54), agar ia bisa mengandung bayi di rahim yang sama tempat dirinya tumbuh.
"Jadi, saya bisa mengandung bayi di rahim yang sama, di rahim yang sama dengan tempat saya tumbuh," katanya.
Meski berisiko, Hayton merasa tidak ragu sama sekali untuk menerima permintaan putrinya itu. Ia merasa Bryant adalah anak sekaligus sahabatnya dan akan melakukan apa saja untuk bisa membantunya.
Namun, Hayton mengaku heran saat putrinya menyampaikan permintaan itu. Tetapi, ia tetap memberikan rahimnya agar putrinya bisa mengandung anak lagi.
"Dia mengatakan 'hai bu, apa pendapatmu tentang menjalani histerektomi dan memberi saya rahim kamu'. Saat itu saya seperti tidak percaya dan memintanya untuk mengulanginya," ujar Hayden.
Operasi Berlangsung
Hayton harus menjalani operasi pengangkatan rahim selama 11 jam. Prosedur selanjutnya, dibutuhkan empat jam untuk bisa menempatkan rahim itu di tubuh Bryant.
Ahli bedah yang melakukan prosedur tersebut, dr Rebecca Deans, mengatakan operasi berjalan dengan dengan lancar. Kondisi keduanya juga baik-baik saja.
"Saya harus mengatakan itu adalah salah satu hari terbesar dalam hidup saya. Itu luar biasa secara pribadi. Itu luar biasa," ungkapnya.
Efek Samping Transplantasi Rahim
Pasca prosedur transplantasi, Bryant mengalami kehilangan banyak darah. Ia harus mendapatkan transfusi darah, 24 jam setelah operasi dilakukan.
Sementara Hayton, ia diketahui terjangkit infeksi serius dan belum bisa merasakan apapun di kandung kemihnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bikin Haru, Wanita Ini Dapat Transplantasi Rahim Ibunya demi Punya Anak"