Hagia Sophia

01 March 2023

Tercatat 34 Kasus COVID-19 Varian Orthrus, 21 di DKI Jakarta

Kasus COVID-19 varian orthrus di DKI Jakarta meningkat. (Foto: Grandyos Zafna)

Dinas Kesehatan DKI Jakarta kembali melaporkan penambahan kasus COVID-19 varian Orthrus atau subvarian Omicron CH.1.1. Saat ini, tercatat 34 kasus yang terkonfirmasi, meningkat dari sebelumnya 30 kasus. Dari total tersebut, 21 di antaranya berdomisili di DKI Jakarta dan 13 orang lainnya berasal dari luar DKI Jakarta.

Rinciannya meliputi satu balita, 28 orang dewasa, dan lima orang lansia. Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta dr Ngabila Salama menyebut, pasien yang sudah menerima vaksinasi COVID-19 dosis ketiga juga ikut terpapar.

"10 persen belum vaksinasi sama sekali. 15 persen sudah dosis kedua. 75 persen sudah dosis ketiga," ucap dr Ngabila pada detikcom, Selasa (28/2/2023).

Gejala yang dialami tergolong relatif ringan, 25 persen dari jumlah tersebut dilaporkan tidak bergejala dan 75 persen lainnya hanya mengalami gejala ringan.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa masuknya varian Corona Orthrus tidak memicu kenaikan kasus COVID-19 di DKI Jakarta.

"Saya lihatnya yang terakhir varian Kraken. Yang Orthrus terus terang saya belum melihat, tapi yang saya lihat adalah tidak ada kenaikan jumlah kasus baru di Jakarta," ungkapnya saat ditemui di acara Pembukaan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (RAKERKESNAS) Tahun 2023, Selasa (28/2/2023).

"Jadi virus itu akan bermutasi dan akan sangat banyak bisa sehari dua sampai tiga di dunia. Jadi tidak usah terlalu panik karena adanya varian baru yang penting adalah imunitas kita kuat sehingga tidak ada lonjakan," sambung Menkes.

Selain Menkes, Kepala Biro Komunikasi Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi juga menjelaskan hal yang sama, saat ini varian Orthrus tak lebih berbahaya daripada varian Kraken atau XBB.1.5. Varian ini juga tergolong dalam daftar varian yang tengah dalam pengawasan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Anaknya Omicron tapi orang lebih takut Kraken karena banyak negara yang mengalami kenaikan kasus. Dan si Orthrus ini walaupun ditemukan tapi tidak picu kenaikan di berbagai negara," ungkapnya ditemui detikcom di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (23/2/2023).

"Potensinya sama seperti Kraken, karena WHO bilang di bawah varian Orthrus tengah dimonitoring," lanjutnya.

Dalam kesempatan terpisah, peneliti Global Health Security Griffith University Dicky Budiman sempat menyebutkan bahwa gejala varian Orthrus mirip dengan varian-varian sebelumnya.

Ia juga menekankan bahwa vaksinasi booster sangat penting untuk dilakukan sebagai upaya mencegah keparahan dari gejala yang ditimbulkan dari varian Orthrus.

"Ingin saya ingatkan bahwa ketika ini menginfeksi kelompok rawan ya, lansia atau wanita hamil yang belum divaksinasi, punya komorbid, nah ini yang berbahaya ya. Makanya dalam konteks itu program vaksinasi booster menjadi sangat penting," pungkas Dicky.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "DKI Catat 34 Kasus COVID-19 Varian Orthrus, Ada Satu Pasien Balita"