Foto: Live Science |
Balon bertenaga surya yang diluncurkan ke stratosfer Bumi telah mencatat serangkaian gemuruh misterius, dan para ilmuwan sulit menentukan asal-usulnya.
Kebisingan yang terdeteksi oleh instrumen khusus di atas permukaan Bumi, dikenal sebagai infrasonik karena bernada sangat rendah sehingga tidak terdengar oleh telinga manusia.
Suara misterius ini telah disortir dari antara gelombang suara frekuensi rendah yang tersembunyi, termasuk guntur, gelombang laut, peluncuran roket, turbin angin, bahkan pesawat, kereta api, dan mobil. Namun infrasonik aneh tersebut sejauh ini belum dapat dijelaskan.
"Di stratosfer ada sinyal infrasonik misterius yang terjadi beberapa kali per jam pada beberapa penerbangan, tetapi sumbernya sama sekali tidak diketahui," kata pemimpin penelitian Daniel Bowman, ilmuwan senior di Sandia National Laboratories di New Mexico, dikutip dari Live Science, Rabu (17/5/2023).
Dimulai sekitar 14,5 km di atas permukaan Bumi dan memanjang hingga ketinggian kira-kira 50 km, stratosfer adalah lapisan atmosfer di atas kita.
Lapisan ini dipenuhi oleh ozon penghalang ultraviolet. Stratosfer adalah tempat yang tenang, dengan sedikit turbulensi. Mayoritas suara di ketinggian ini berasal dari gema frekuensi sangat rendah dari permukaan Bumi.
Ilmuwan dan penyelidik amatir telah mengirimkan balon ke stratosfer sejak tahun 1890-an. Salah satu eksperimen balon mikrofonik pertama, eksperimen militer rahasia tertinggi Proyek Mogul yang dirancang untuk mendeteksi suara dari uji coba bom atom Soviet pada akhir 1940-an, mendarat darurat di Roswell, New Mexico pada 1947, mengarah pada upaya menutup-nutupi yang mengilhami konspirasi UFO teori hingga saat ini.
Untuk merasakan soundscape stratosfer, Bowman dan rekan-rekannya membuat serangkaian balon plastik selebar 7 meter, mengikatnya dengan sensor infrasonik yang disebut mikrobarometer dan menambahkan bubuk arang. Sifat gelap arang memungkinkan sinar Matahari memanaskan udara di dalam balon, membuat balon melayang.
"Balon kami pada dasarnya adalah kantong plastik raksasa dengan debu arang di dalamnya untuk membuatnya gelap. Kami membuatnya menggunakan plastik pelukis dari toko perangkat keras, pita pengiriman, dan bubuk arang dari toko peralatan piroteknik," kata Bowman.
"Saat Matahari menyinari balon yang gelap, udara di dalamnya memanas dan menjadi ringan. Tenaga surya pasif ini cukup untuk membawa balon dari permukaan ke ketinggian lebih dari 20 km di langit," sebutnya.
Dimulai dengan pelepasan balon pertama mereka pada tahun 2016, para peneliti mengirim 50 balon ke langit untuk mencicipi dentuman dan gemuruh rendah stratosfer. Para peneliti awalnya mulai merekam suara dari letusan gunung berapi, tetapi mempelajari suara lain yang mereka ambil juga, melacak balon mereka melintasi jalur penerbangan ratusan kilometer menggunakan GPS.
Selama penerbangan inilah para peneliti menangkap suara berupa gemuruh rendah dan berulang yang sinyalnya tidak dapat dilacak. Para ilmuwan memiliki beberapa dugaan terkait suara-suara misterius ini, mulai dari bentuk turbulensi atmosfer yang sebelumnya tidak terdeteksi hingga gema dari bawah yang telah menjadi tidak dapat dikenali.
Para peneliti mengatakan mereka akan terus menyelidiki suara di stratosfer, melacak lebih banyak suara ke titik asalnya dan mempelajari variabilitasnya di seluruh musim dan berbagai wilayah di dunia.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Suara Misterius Terdeteksi di Atmosfer Bumi, Ilmuwan Sulit Jelaskan"