Hagia Sophia

09 June 2023

Mengenal Gejala Hepatitis, Penyebab Serta Pencegahannya

Foto: Getty Images/iStockphoto/ALENA DZIHILEVICH

Hepatitis adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan kondisi peradangan hati. Penyakit hepatitis mampu merusak organ hati, sehingga berpengaruh pada kinerja hati dalam membersihkan darah dari senyawa berbahaya.

Mengutip laman Healthline, hepatitis biasanya disebabkan oleh infeksi virus. Ada berbagai jenis penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus berbeda-beda. Karena itu, hepatitis punya perawatan yang bervariasi tergantung jenis dan penyebab yang mendasarinya.

Namun ada juga penyebab lain yang bisa mengakibatkan hepatitis selain infeksi virus, seperti kondisi autoimun, penyalahgunaan obat-obatan, paparan racun, hingga konsumsi alkohol berlebih.

Jenis-jenis Hepatitis

Terdapat sejumlah jenis penyakit hepatitis, di antaranya ada yang menular dan tidak, ada yang bisa sembuh dengan sendirinya dan kronis. Berikut jenis-jenis hepatitis yang dirangkum dari berbagai sumber:

1. Hepatitis A
Jenis ini disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Biasanya virus ini menular melalui konsumsi makanan minuman serta air yang terkontaminasi kotoran orang yang terinfeksi. Hepatitis A paling sering terjadi di negara-negara yang punya sanitasi buruk.

Penyakit hepatitis A dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa bulan (jangka pendek). Namun terkadang bisa juga parah hingga mengancam nyawa.

2. Hepatitis B
Penyebabnya adalah virus hepatitis B (HBV) yang menyebar dalam darah orang yang terinfeksi. Hepatitis B termasuk infeksi umum yang bisa menyebar dari ibu hamil (yang terinfeksi) ke bayinya, atau dari kontak anak ke anak. Hepatitis B juga dapat menular melalui hubungan seks tanpa kondom dan narkoba suntikan.

Orang dewasa yang terinfeksi hepatitis B, kebanyakan mampu melawan virus dan pulih sepenuhnya dalam waktu beberapa bulan. Tetapi kebanyakan anak-anak, terinfeksi dalam jangka panjang (kronis) serta dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati.

3. Hepatitis C
Jenis satu ini berasal dari virus hepatitis C (HCV). Penyebarannya dapat melalui kontak darah dari orang yang terinfeksi. Bisa juga menular melalui jarum suntik yang digunakan untuk menyuntikkan narkoba.

Hepatitis C seringkali tidak menimbulkan gejala yang terlihat, hanya mirip dengan gejala flu, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi.

Orang yang terinfeksi terkadang akan melawan virus dari dalam tubuhnya sendiri, dan sembuh. Tetapi ada juga virus yang menetap dalam tubuh selama bertahun-tahun, dan menyebabkan sirosis serta gagal hati.

4. Hepatitis D
Disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV). Hepatitis jenis ini hanya menyerang orang yang sudah terinfeksi hepatitis B, karena membutuhkan HBV untuk dapat bertahan hidup di dalam tubuh. Penyakit hepatitis D pun dikenal sebagai bentuk hepatitis yang langka.

Hepatitis D biasa menyebar melalui darah ke darah atau kontak seksual. Infeksi hepatitis D dan hepatitis B jangka panjang bisa berisiko masalah kesehatan serius, seperti sirosis dan kanker hati.

5. Hepatitis E
Penyebabnya adalah virus hepatitis E (HEV). Penyakit ini ditularkan melalui air yang terpapar HEV ini, terutama di wilayah yang punya sanitasi buruk.

Hepatitis E termasuk infeksi ringan berjangka pendek dan tidak memerlukan pengobatan serius. Tapi pada beberapa orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah, hepatitis E bisa menjadi parah. Hepatitis E juga dapat sangat berbahaya pada wanita hamil.

6. Hepatitis Alkoholik
Jenis hepatitis ini disebabkan oleh alkohol yang dikonsumsi berlebihan dalam jangka panjang. Bagi peminum alkohol, banyak yang tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit hepatitis ini.

Karena biasanya, hepatitis satu ini tidak bergejala apapun. Meski bisa menyebabkan penyakit kuning secara mendadak dan gagal hati pada beberapa orang. Risiko lain bagi pecandu alkohol berlebih adalah gangguan sirosis, gagal hati, dan kanker hati.

7. Hepatitis Autoimun
Hepatitis autoimun adalah penyebab langka hepatitis jangka panjang di mana sistem kekebalan menyerang dan merusak hati. Dengan begitu, organ hati dapat menjadi sangat rusak bahkan berhenti bekerja dengan baik. Hingga kini, penyebab hepatitis autoimun belum diketahui penyebabnya.

Gejala Hepatitis

Menukil laman NHS, hepatitis jangka pendek (akut) seringkali tidak memiliki gejala yang terlihat. Dengan begitu orang yang terinfeksi terkadang tidak menyadarinya.

Hepatitis jangka panjang (kronis) juga memungkinkan tidak memiliki gejala yang jelas sampai hati berhenti bekerja dengan baik (gagal hati). Dan hanya bisa diketahui selama tes darah.

Tetapi jika terdapat gejala, maka gejala hepatitis meliputi:
  • Nyeri otot dan sendi
  • Suhu tubuh tinggi
  • Merasa sakit
  • Kelelahan sepanjang waktu
  • Merasa tidak enak badan
  • Kehilangan selera makan
  • Sakit perut
  • Urin berwarna gelap
  • Kotoran berwarna abu-abu pucat
  • Kulit yang gatal
  • Menguningnya mata dan kulit
  • Penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya
Jika seseorang memiliki keluhan secara terus menerus seperti pada daftar di atas, segera pergi ke dokter dan lakukan pemeriksaan. Pemeriksaan ke dokter juga perlu dilakukan bagi penderita kondisi yang mampu meningkatkan risiko terinfeksi hepatitis, seperti konsumsi obat-obatan, kecanduan alkohol, hingga penyakit autoimun.

Pengobatan Hepatitis

Merujuk situs Healthline, pengobatan atau perawatan untuk penyakit hepatitis tergantung jenis dan penyebabnya.

1. Hepatitis A
Hepatitis A adalah penyakit jangka pendek yang kemungkinan tidak memerlukan pengobatan. Tetapi jika gejala membuat tidak nyaman, orang yang terinfeksi membutuhkan istirahat penuh. Apabila mengalami muntah atau diare, disarankan program diet untuk menjaga hidrasi dan nutrisi tubuh.

2. Hepatitis B
Diketahui tidak ada pengobatan khusus untuk hepatitis B akut. Namun jika terkena hepatitis B kronis, maka memerlukan obat antivirus. Perawatan satu ini terhitung mahal, karena memungkinkan harus lanjut selama beberapa bulan atau tahun.

Perawatan untuk hepatitis B kronis juga memerlukan evaluasi dan pemantauan medis secara teratur untuk menentukan apakah virus merespons pengobatan.

3. Hepatitis C
Terapi obat antivirus bisa mengobati hepatitis C bentuk akut dan kronis. Tetapi dibutuhkan pula pengujian lebih lanjut untuk menentukan bentuk pengobatan terbaik. Penderita hepatitis C yang sampai pada kondisi sirosis, juga bisa melakukan transplantasi hati.

4. Hepatitis D
Mengacu WHO, pengobatan interferon alfa pegilasi bisa dilakukan untuk perawatan hepatitis D. Tetapi obat ini punya efek samping yang parah. Akibatnya, tidak dianjurkan untuk orang dengan kerusakan hati sirosis, orang dengan kondisi kejiwaan, dan orang dengan penyakit autoimun.

5. Hepatitis E
Tidak ada terapi medis khusus yang tersedia untuk mengobati hepatitis E. Karena infeksinya seringkali berjangka pendek, dan bisa sembuh dengan sendirinya.

Dokter hanya akan menyarankan orang yang terkena hepatitis E untuk meminum banyak cairan, mendapatkan nutrisi yang cukup, dan menghindari alkohol. Tetapi ibu hamil yang terinfeksi ini memerlukan pemantauan dan perawatan yang ketat.

6. Hepatitis autoimun
Kortikosteroid, seperti prednisone atau budesonide, sangat penting dalam pengobatan dini hepatitis autoimun. Perawatan ini efektif pada sekitar 80 persen orang dengan kondisi hepatitis autoimun.

Azathioprine (Imuran), obat yang menekan sistem kekebalan, juga dapat menjadi bagian dari program pengobatan. Orang dapat menggunakan ini dengan atau tanpa steroid. Obat penekan kekebalan lainnya seperti mikofenolat (CellCept), tacrolimus (Prograf), dan siklosporin (Neoral) juga dapat menggantikan azathioprine dalam pengobatan.

Cara Mencegah Hepatitis

Selain pengobatan, ada pula cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit hepatitis.

1. Lakukan Vaksinasi
Vaksin untuk hepatitis A tersedia serta mampu membantu mencegah HAV. Vaksin hepatitis A terdiri dari dua dosis, dan sebagian besar anak mulai divaksinasi pada usia 12 hingga 23 bulan. Ini juga tersedia untuk orang dewasa dan juga dapat mencakup vaksin hepatitis B.

Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk bayi baru lahir. Biasanya pula vaksin diberikan selama 6 bulan pertama masa kanak-kanak. Vaksinasi hepatitis B juga dikatakan bisa mencegah hepatitis D.

Sementara saat ini, belum tersedia vaksin untuk mencegah hepatitis C dan E.

2. Menjaga Kebersihan
Mempraktikkan kebersihan menjadi cara untuk terhindar dari penularan virus hepatitis A dan E. Karena virus penyebab hepatitis bisa berada di dalam air. Maka bila bepergian ke negara dengan tingkat hepatitis tinggi, kita harus menghindari air lokal, es, makanan juga sayuran mentah atau setengah matang.

3. Meminimalisir Kontak dengan Cairan Infeksius
Sekali lagi, Vvirus hepatitis dapat menular dari orang ke orang melalui kontak dengan cairan tubuh dan air yang mengandung agen infeksius. Meminimalkan risiko kontak dengan zat ini bisa mencegah tertular virus hepatitis.

Untuk itu, hendaknya tidak berbagi jarum suntik, pisau cukur, sikat gigi dengan orang lain. Juga ada baiknya tidak menyentuh darah yang tumpah.

4. Menggunakan Pelindung saat Berhubungan Seks
Hepatitis B dan C bisa menular melalui hubungan seksual dan kontak seksual. Memakai pelindung seperti kondom selama aktivitas seksual bisa membantu mengurangi risiko infeksi.
























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kenali Gejala Hepatitis, Penyebab, Hingga Cara Pencegahannya"