Hagia Sophia

15 July 2023

Beberapa Pemicu Stroke di Usia Muda yang Jarang Diketahui

Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/designer491

Seorang pria di Amerika Serikat menceritakan pengalamannya terkena stroke di usia yang cukup muda, yakni 33 tahun. Pria bernama Alex McKeown yang tinggal di Chicago itu mulai merasakan gejalanya sejak Mei 2023.

Saat itu, ia merasa lelah saat bangun tidur di pagi hari, tapi tetap berusaha beraktivitas untuk mengikuti kelas olahraga. Namun, Alex mendadak kehilangan keseimbangan dan pusing.

Para staf di kelas tersebut mengira kondisi Alex disebabkan dehidrasi, sehingga langsung diberikan air dan jus jeruk. Bukannya semakin membaik, kondisi pria itu semakin memburuk.

Setelah diperiksa tim dokter di rumah sakit, Alex mengidap kondisi aneurisma aorta atau pembengkakan di salah satu arterinya. Kondisi ini bisa memicu terjadinya stroke.

"Rasanya luar biasa mendapatkan berita itu pada usia 33. Itu menentang kepercayaan," imbuh Alex, dikutip dari Daily Mail.

Stroke bisa berkembang pada usia berapa pun, termasuk orang yang lebih muda. Orang yang lebih muda mungkin mengalami stroke karena obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes.

Dikutip dari Medical News Today, stroke adalah kondisi medis yang berpotensi melemahkan yang terjadi ketika ada pembuluh darah yang tersumbat di otak atau pecah, menghambat aliran darah ke otak dan menyebabkan kematian sel otak. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan bahwa seseorang dapat mengalami stroke pada usia berapa pun. Mereka mengatakan bahwa 1 dari 7 stroke terjadi pada orang berusia 15-49 tahun.

Adapun beberapa penyebab lain yang bisa memicu terjadinya stroke pada usia muda, yakni:

Pasokan darah tersumbat

Ketika arteri yang memasok darah ke area otak mengalami penyumbatan, itu menyebabkan stroke iskemik. Stroke iskemik pada orang dewasa muda jauh lebih jarang dibandingkan pada orang dewasa yang lebih tua.

Penyebab utama stroke iskemik adalah aterosklerosis, suatu kondisi di mana timbunan lemak yang dikenal sebagai garis plak dan menyumbat dinding pembuluh darah yang mensuplai otak.

Pembuluh darah pecah

Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di dalam otak pecah, menyebabkan darah bocor ke ruang di sekitar otak. Penyebab umum stroke hemoragik meliputi:
  • tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
  • pembuluh darah melemah
  • peradangan pada pembuluh darah, yang dikenal sebagai vaskulitis
  • tonjolan atau titik lemah di dinding pembuluh darah otak yang pecah, yang oleh dokter disebut pecahnya aneurisma
Obesitas

Institut Nasional Diabetes dan Gangguan Pencernaan dan Ginjal menyatakan bahwa obesitas dapat meningkatkan risiko terkena stroke. Namun, sebuah studi di tahun 2021 menemukan bahwa obesitas bukanlah faktor risiko independen untuk stroke iskemik. Sebaliknya, risikonya lebih bergantung pada komplikasi obesitas, seperti tekanan darah tinggi.

Tekanan darah tinggi

Ketika darah yang bersirkulasi memberikan tekanan tinggi pada dinding arteri, hal ini dapat merusak atau menyumbat arteri yang memasok darah ke otak. Tekanan darah tinggi memiliki hubungan dengan faktor risiko stroke iskemik lainnya, seperti aterosklerosis.

Diabetes

Penderita diabetes sekitar dua kali lebih mungkin terkena stroke daripada orang tanpa diabetes. Ini adalah kondisi kesehatan yang menyebabkan tingginya kadar gula dalam darah. Seiring waktu, kadar gula yang tinggi dapat merusak pembuluh darah di berbagai bagian tubuh, termasuk otak, yang menyebabkan stroke.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 95 persen penderita diabetes menderita diabetes tipe 2. Ini sering berkembang sebagai akibat dari kurangnya aktivitas fisik, kelebihan berat badan, dan faktor risiko lain yang dapat dimodifikasi.

Diabetes mulai menjadi lebih umum pada orang yang lebih muda. WHO mencatat bahwa meskipun diabetes tipe 2 biasanya hanya terlihat pada orang dewasa, penyakit ini menjadi lebih umum pada anak-anak.

Selain itu, ada beberapa faktor lainnya yang bisa memicu stroke seperti:
  • Infeksi virus, seperti HIV
  • Kondisi kardiovaskular, seperti kolesterol tinggi dan kardiomiopati, yaitu penurunan fungsi otot jantung
  • Penggunaan kontrasepsi yang mengandung estrogen
  • Kehamilan
  • Kondisi medis yang dapat menyebabkan peradangan, seperti lupus
  • Genetika dan riwayat keluarga stroke
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti pengencer darah, yang dapat meningkatkan risiko pendarahan di otak
  • Konsumsi alkohol berat dan penggunaan tembakau
  • Ketidakaktifan fisik
  • Diet yang mengandung gula rafinasi dan lemak jenuh dalam jumlah tinggi
  • Merokok, termasuk menghirup asap rokok, juga dapat meningkatkan risiko stroke



























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Deretan Pemicu Stroke di Usia Muda yang Kerap Tak Disadari"