Hagia Sophia

20 July 2023

Dokter yang Dievakuasi dengan Crane di Bali Meninggal Karena Asam Urat Kronis

Foto: Dokter MWA saat dievakuasi menggunakan mobil PJU milik Dinas Perhubungan (Dishub) Buleleng, Bali, Senin (17/7/2023). (dok. Made Wijaya Kusuma/detikBali)

Setelah dua hari dirawat intensif, dr. Made Widi Adnyana (MWA) menghembuskan napas terakhirnya, Rabu (19/7/2023). Pria berusia 52 tahun itu meninggal dunia pukul 10.00 Wita di ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Buleleng. Sebelumnya, proses evakuasi Widi dari rumahnya di Banyuasri, Singaraja, menarik perhatian warga lantaran harus pakai alat berat dan lewat atap.

Direktur RSUD Buleleng Arya Nugraha membeberkan dokter umum tersebut meninggal dunia dengan diagnosis asam urat kronis disertai dengan infeksi.

"Iya jam 10 meninggal. Pasien (Widi) mengalami rematik asam urat menahun dengan kekakuan dan nyeri hebat. Hal itu mengakibatkan terjadinya imobilisasi sehingga rentan infeksi," ujar Arya saat dikonfirmasi detikBali, Rabu.

Dia juga menegaskan Widi tidak mengalami obesitas maupun menderita penyakit diabetes. "Tidak obesitas. Diagnosisnya gangguan asam urat saja dengan komplikasi infeksi," ujar Arya. Hingga saat ini jenazah Widi masih dititipkan di RSUD Buleleng.

Sebelumnya, pada Senin (17/7/2023) Widi dievakuasi dari rumahnya yang berlantai dua oleh tim gabungan. Yakni, petugas medis RSUD Buleleng, Basarnas, Dinas Perhubungan (Dishub), dan dibantu aparat TNI/Polri. Proses evakuasi sempat membuat heboh warga sekitar karena menggunakan crane mobil PJU Dishub Buleleng.

Arya menjelaskan Widi terpaksa dievakuasi menggunakan alat berat karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk evakuasi normal. Widi tidak bisa beraktivitas lantaran fisiknya yang lemah sejak setahun lalu. Selama itu pula, Widi hanya terbaring di tempat tidurnya di lantai dua rumah.

Menurut Arya, tandu yang dibawa tim medis saat mengevakuasi Widi dari kamarnya terkendala jalur yang sempit.

"Sebetulnya beliau tidak obesitas dan ini justru berat badan kurang. Kemarin kenapa menggunakan crane, semata-mata karena akses tandu sulit masuk ke rumah beliau di lantai dua," kata Arya.

Arya juga menepis informasi yang menyebutkan Widi sempat menolak untuk dirawat di rumah sakit. Widi, tegas Arya, saat itu masih melakukan pertimbangan bersama keluarga terkait rawat inap di rumah sakit.



























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dokter yang Dievakuasi Lewat Atap Pakai Crane Meninggal di RS Buleleng"