Gelombang panas di AS. (Foto: BBC World) |
Gelombang panas ekstrem tengah melanda sebagian besar wilayah selatan Amerika Serikat. Seperti di Phoenix, negara bagian Arizona, suhunya menembus 43 derajat celcius selama 19 hari berturut-turut.
Akibat kondisi itu, para pejabat setempat menyarankan berbagai macam cara dalam menangani pasien yang terkena serangan panas. Rumah sakit bahkan disarankan menggunakan kantong mayat berisi es, untuk mendinginkan beberapa pasien yang kepanasan.
Paparan suhu panas ekstrem yang terjadi terus-menerus dapat menyebabkan kelelahan akibat panas, pusing, pingsan, dan sakit kepala saat tekanan darah tubuh.
"Di Phoenix, 12 orang tewas setelah menderita akibat panas berlebih saat ini," kata para pejabat yang dikutip dari BBC, Minggu (23/7/2023).
Rumah Sakit Kewalahan
Dokter di Pusat Medis Kesehatan Valleywise, mengatakan kepada CNN bahwa efek panas yang tak henti-hentinya membuat sistem perawatan kesehatan kewalahan.
"Rumah sakit tidak sesibuk ini dengan luapan sejak beberapa puncak pandemi COVID-19," kata dokter ruang gawat darurat Frank LoVecchio kepada outlet.
Seorang pejabat di rumah sakit mengatakan dokter yang bertugas di ruang gawat darurat, terpaksa harus menempatkan pasien dalam kantong mayat berisi es. Penanganan untuk kasus ekstrem ini berfungsi untuk mendinginkan tubuh pasien.
Dalam sebuah wawancara dengan outlet berita kesehatan, Stat News, dokter darurat Dr Geoff Comp, yang membantu mengembangkan protokol penyelamatan jiwa, mengatakan cara tersebut sangat efektif.
Dr Comp menjelaskan, kantong mayat sangat ideal untuk merawat korban serangan panas karena dapat mendinginkan seseorang dua kali lebih cepat dari metode tradisional.
"Pasien dibenamkan dalam kantong berisi es, yang tahan air dan memiliki cukup ruang bagi dokter untuk melakukan beberapa prosedur," menurut Stat News.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Gelombang Panas di AS, RS Pakai Kantong Jenazah Isi Es Batu Buat Rawat Pasien"