Ilustrasi. (Foto: iStock) |
Inggris dibuat ketar-ketir oleh kemunculan COVID-19 varian baru bernama 'Eris' atau subvarian Omicron EG.5.1. Varian tersebut memicu lonjakan kasus yang signifikan di Inggris, termasuk rawat inap rumah sakit juga mengalami peningkatan.
Hal ini lantas memicu kekhawatiran ahli kesehatan Inggris terkait potensi munculnya gelombang baru.
"Tingkat kasus COVID-19 terus meningkat minggu ini dibandingkan dengan laporan kami sebelumnya. 5,4 persen dari 4.396 spesimen pernapasan yang dilaporkan melalui Sistem Data Mart Pernapasan diidentifikasi sebagai COVID-19. Ini dibandingkan dengan 3,7 persen dari 4.403 dari laporan sebelumnya," kata Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) dalam sebuah laporan.
Berkaitan dengan peningkatan kasus COVID-19 di Inggris, pakar epidemiologi Griffith University Dicky Budiman mengatakan bahwa potensi untuk varian baru 'Eris' tersebut masuk ke Indonesia sangat besar. Terlebih kini masyarakat sudah bebas untuk beraktivitas dan pergi kemanapun.
"Bagaimana potensi ke Indonesia? Ya tentu apalagi dalam konteks penerbangan traveling yang sudah normal saat ini menurut saya tidak lebih dari satu atau dua minggu saja ini sudah kemana-mana," ucap Dicky ketika dihubungi detikcom, Minggu (6/8/2023).
Walaupun potensi untuk masuk ke Indonesia besar, Dicky meminta masyarakat tidak perlu khawatir. Sejauh ini data menunjukkan bahwa varian Eris tidak memiliki keterparahan yang lebih besar dari varian-varian COVID yang sudah muncul sebelumnya.
"Hanya sekali lagi kabar baiknya adalah bahwa vaksin masih efektif dan data dari Inggris pun belum memperlihatkan dari sisi keparahan atau kematian," ujar Dicky.
"Walaupun lebih menular, gejalanya secara umum masih sama dengan COVID secara keseluruhan dan dalam konteks yang level yang lebih ringan, terutama pada orang yang sudah vaksin booster. Namun kita juga harus melihat perkembangan kasusnya lebih dulu," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Epidemiolog Bicara soal Potensi Kemungkinan Varian COVID Baru 'Eris' Masuk RI"