Ilustrasi. (Foto: iStock) |
Virus West Nile yang ditularkan melalui nyamuk Culex, serta merebak di Amerika Serikat (AS) belakangan tengah disorot. Nyamuk jenis ini dapat menyebarkan penyakit yang berbahaya bahkan cenderung lebih kuat dan dapat berlindung dari insektisida atau bahan-bahan kimia beracun yang digunakan untuk membunuh serangga.
Virus West Nile merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk paling umum di AS. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) sampai tanggal 1 Agustus 2023, tercatat ada 90 kasus virus West Nile di 17 negara bagian. Jumlah tersebut diprediksi akan terus naik.
"Ini baru permulaan ketika kita melihat West Nile mulai muncul di Amerika Serikat. Kami memperkirakan penyakit yang stabil akan terjadi selama beberapa minggu ke depan," ucap ahli epidemiologi CDC Dr Erin Staples dikutip dari Insider, Minggu (6/8/2023).
Sebagian besar orang yang mengalami infeksi West Nile tidak akan merasakan sakit. Namun satu dari lima orang dapat mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri tubuh, muntah, dan diare.
Dalam kasus yang langka, seseorang yang mengalami infeksi West Nile dapat mengalami komplikasi serius. Kejadian itu berkisar satu dari 150 orang. Gejala yang dialami adalah sakit kepala, leher kaku, kejang, kehilangan, penglihatan, kelumpuhan, koma, bahkan kematian.
Hingga saat ini belum ada obat ataupun metode pengobatan untuk menyembuhkan virus West Nile. Mereka yang paling berisiko mengalami gejala serius adalah orang berusia 60 tahun ke atas dan memiliki masalah medis sebelumnya.
Terlebih, masih belum jelas mengapa nyamuk Culex tahan dengan insektisida dan masih ditelusuri.
Untuk mencegah gigitan nyamuk, CDC menyarankan masyarakat untuk menggunakan semprotans serangga dengan DEET dan picaridin, menggunakan pakaian longgar menutupi kaki dan tangan, menyaring jendela dan pintu rumah, dan menggunakan AC jika memungkinkan.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Merebak di AS, Gigitan Nyamuk Ini Dapat Sebabkan Kelumpuhan hingga Kematian"