Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/peterschreiber.media |
Seorang wanita di Australia menjadi manusia pertama yang terinfeksi cacing parasit jenis Ophidascaris robertsi. Diketahui, cacing berukuran 8 cm itu ditemukan dalam kondisi hidup dan menggeliat di otaknya.
Awalnya, wanita itu mengeluh sakit perut dan diare 3 minggu berturut-turut, serta batuk kering di malam hari. Melihat gejalanya, dokter saat itu mendiagnosisnya menderita pneumonia dan memberinya kortikosteroid hingga gejalanya tampak sedikit membaik.
Gejala itu terus berkembang membuat wanita itu sering mudah lupa dan depresi yang semakin parah. Hasil pemindaian MRI menunjukkan adanya lesi pucat di bagian depan otaknya.
Sampai akhirnya ahli bedah saraf Hari Priya Bandi mendeteksi benjolan 'seperti tali'. Ketika ditarik, tampak seperti cacing berukuran delapan sentimeter, yang masih menggeliat.
"Cacing tersebut, yang kemudian diidentifikasi sebagai Ophidascaris robertsi, belum pernah terlihat pada manusia sebelumnya, apalagi pada otak. Kasus ini merupakan kejadian lebih dari satu dalam sejuta," kata para ahli parasitologi.
Bagaimana Cacing Itu Bisa Hidup di Otak?
Masih belum sepenuhnya jelas bagaimana cacing itu bisa masuk ke dalam otak. Namun, tim dokter dan ilmuwan mengatakan bahwa wanita itu tidak sengaja menelan telur cacingnya.
Ophidascaris robertsi, cacing asli Australia, tidak beradaptasi untuk hidup pada manusia. Cacing itu hidup di perut ular piton Australia, bertelur di kotoran ular.
Biasanya, hewan kecil seperti tikus atau bandicoot memakan telur cacing saat menggali tanah. Cacing tersebut menetas, menembus dinding usus ke dalam ruang di sekitar organ dan menetap di dalamnya.
"Cacing yang sedang tumbuh menyerap nutrisi dari inangnya dan berusaha keras agar tidak diperhatikan oleh sistem kekebalan tubuh. Jika ia mampu mengatasi hal tersebut, maka ia dapat hidup bahagia di sana selama bertahun-tahun," jelas Profesor Jan Slapeta, salah satu ahli parasitologi yang pertama kali meneliti cacing otak tersebut, dikutip dari The Sydney Morning Herald, Kamis (31/8/2023).
"Cacing itu mencoba melarikan diri, jadi mungkin ia menembus organ lain, mencoba bersembunyi. Bayangkan Anda berada di ruang santai dengan sofa, dan semua makanan yang dapat Anda bayangkan. Anda hanya duduk dan bertumbuh - itulah yang dilakukan cacing," lanjut dia.
Setelah masuk ke salura cerna, kemungkinan besar telur cacing itu pecah dan merayap, hingga menembus dinding usus. Namun, alih-alih menemukan rumah nyaman, cacing tersebut malah diserang oleh sistem kekebalan tubuh wanita tersebut.
"Cacing itu mencoba melarikan diri, jadi mungkin ia menembus organ lain, mencoba bersembunyi. Dan sayangnya, itu sampai ke otak," kata Slapeta.
Gejala yang dialaminya kemungkinan besar disebabkan serangan sistem kekebalan tubuh.
Para ilmuwan menduga larva atau cacing muda ada di organ lain tubuhnya sehingga dia diberi obat anti cacing dan anti inflamasi setelah operasi.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dialami Wanita di Australia, Kenapa Bisa Ada Cacing Hidup di Otak?"