Foto: Lucas George/Unsplash |
Di bawah Afrika dan Pasifik, di bagian paling bawah mantel Bumi, mengelilingi inti Bumi, terdapat dua gumpalan raksasa yang menempati sekitar 3% hingga 9% volume Bumi. Apa itu?
Lubang terdalam yang pernah manusia gali, yang dijuluki sebagai 'Gerbang Neraka', kedalamannya 'hanya' 12.263 meter, masih sangat jauh dari mampu untuk menembus kerak Bumi hingga lapisan di bawahnya.
Namun, kita dapat melihat ke bawah permukaan dengan cukup efektif dengan memanfaatkan peristiwa gempa Bumi menggunakan teknik yang disebut tomografi seismik.
Saat gempa terjadi, gelombang energi disalurkan ke segala arah. Dengan mengukur getaran dari beberapa lokasi di permukaan, para ilmuwan dapat membuat peta interior Bumi.
Karena batuan dan cairan di dalam Bumi memiliki kepadatan yang berbeda-beda, gelombang bergerak melaluinya dengan kecepatan yang berbeda-beda, sehingga ahli geologi dapat mengetahui jenis material apa yang dilalui gelombang tersebut.
Ketika teknik ini masih baru, ditemukan dua struktur besar dan aneh, yang dikenal sebagai large low shear velocity provinces ( LLSVP). Di daerah ini, yang umumnya disebut 'gumpalan', gelombang bergerak lebih lambat dibandingkan melalui mantel bawah di sekitarnya.
Di Afrika, kawasan yang dikenal sebagai 'Tuzo',diperkirakan memiliki ketinggian sekitar 800 kilometer atau setara dengan 90 Gunung Everest.
Jadi, apa sajakah itu? Sayangnya, ilmuwan masih belum sepenuhnya yakin. Namun ada sejumlah teori yang mencoba menjelaskan apa sebenarnya gumpalan misterius tersebut.
Mengingat bahwa benda-benda tersebut lebih padat dibandingkan mantel di sekitarnya, diasumsikan bahwa benda-benda tersebut terbuat dari bahan yang berbeda, meskipun kita tidak dapat mengetahui secara pasti jenis benda tersebut hanya berdasarkan data tomografi seismik.
Hipotesis utama adalah bahwa LLSVP adalah tumpukan kerak samudera yang telah tersubduksi dan terakumulasi selama miliaran tahun. Teori lain yang sedikit lebih menarik adalah bahwa potongan-potongan tersebut kemungkinan adalah bongkahan planet purba.
Theia, planet hipotetis seukuran Mars yang menabrak Bumi sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, melepaskan cukup banyak batuan untuk membentuk Bulan. Ada dugaan bahwa gumpalan tersebut sebenarnya adalah bagian dari Theia, yakni mantel yang lebih padat dari protoplanet yang bercampur dengan Bumi saat terjadi tumbukan.
Pada tahun 2021, sebuah tim membuat simulasi skenario dan menemukan bahwa mantel Theia dapat bertahan jika kepadatannya hanya 1,5% hingga 3,5%.
Meskipun kita tidak mengetahui secara pasti apa gumpalan tersebut, dan tidak akan pernah melihatnya secara langsung, teknik untuk menyelidiki apa yang ada di bawah kaki kita terus ditingkatkan. Mudah-mudahan, hanya masalah waktu sebelum kita dapat mengetahui misteri ini.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Gumpalan Misterius Bersembunyi di Bawah Afrika, Ilmuwan Belum Temukan Jawabannya"