Foto: Getty Images/iStockphoto/Dzurag |
Belakangan ramai soal wabah kutu busuk yang menyerang Paris, tepatnya sejak September 2023 lalu. Serangan hama ini menyebar luas ke tempat-tempat umum, termasuk transportasi umum, bioskop, hingga rumah sakit.
Ternyata wabah kutu busuk ini juga pernah terjadi di Indonesia. Serangga satu ini memiliki nama lokal yang cukup beragam, mulai dari 'tinggi' dalam bahasa Jawa hingga 'bangsat'.
Ahli parasitologi dari Fakultas Kesehatan Universitas Gadjah Mada (FK UGM) Prof Tri Baskoro Tunggul Satoto, MSc, PhD, menjelaskan kutu busuk sempat menjadi permasalahan yang serius di tahun 1970-an. Tetapi, saat ini tidak ada data pasti tentang kasusnya di Indonesia.
"Saat ini tidak terdapat data pasti tentang kasus kutu busuk di Indonesia. Hal tersebut kemungkinan lebih cenderung disebabkan karena rendahnya pelaporan kasus," jelas Prof Tri saat dihubungi detikcom, Senin (16/10/2023).
Penyebaran kasus kutu busuk sendiri cenderung bersifat sporadis atau tidak merata. Beberapa lokasi yang berisiko mengalami kasus kutu busuk adalah tempat tinggal dengan tingkat kebersihan yang kurang baik.
Bahkan, kutu busuk ini juga bisa muncul di tempat yang memiliki kepadatan populasi yang tinggi, seperti asrama, kos-kosan, hotel, atau guest house.
"Kasus-kasus kutu busuk pada penginapan terutama terjadi pada area sekitar daerah pariwisata seperti Bali, yang dominan disewa oleh para backpacker yang kurang menjaga kebersihan dan sering berpindah tempat menginap," bebernya.
Efeknya Pada Manusia
Dalam penjelasannya, Prof Tri mengatakan kutu busuk atau 'bangsat' ini tidak menimbulkan bahaya pada kesehatan manusia. Namun, gigitan dari kutu busuk bisa mengganggu dan membekas pada kulit.
"Gigitannya sangat mengganggu karena dapat menimbulkan reaksi alergi berupa ruam kemerahan pada kulit. Hingga saat ini, belum ada laporan bahwa kutu busuk dapat menularkan penyakit tertentu," kata Prof Tri.
Tempat Sembunyi Kutu Busuk di Rumah
Prof Tri mengungkapkan kutu busuk bisa muncul di wilayah dengan kepadatan populasi yang tinggi dan kurang bersih. Serangga ini juga bisa dengan mudah masuk ke dalam rumah lewat tas, koper, pakaian, atau barang lainnya yang berasal dari luar.
"Kutu busuk ini juga tinggal di area tempat tinggal (rumah), karena kebutuhannya untuk mengkonsumsi darah," ungkapnya.
Nantinya, kutu busuk akan hidup di celah-celah perabotan yang ada di dalam rumah. Mereka bisa bersembunyi di kasur, tirai jendela, karpet, atau permukaan lainnya.
Untuk mengetahui keberadaan kutu busuk, bisa dengan melihat adanya telur, kotoran, kutu busuk dewasa, dan gigitannya.
Cara Mengatasi Kutu Busuk di Rumah
"Mengatasi kutu busuk adalah upaya yang sangat menantang," tutur Prof Tri.
Meski begitu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Caranya yaitu:
- Ganti sprei, tirai, atau permukaan lain yang dihuni kutu busuk
- Segera cuci benda-benda tersebut dengan air panas bersuhu lebih dari 60 derajat celcius
- Jika diperlukan, gunakan vacuum cleaner untuk mengurangi populasi kutu busuk
- Penyemprotan insektisida yang umum digunakan untuk nyamuk atau kecoa.
"Namun penyemprotan insektisida sulit menjangkau bagian dalam dari sofa, kasur, atau perabot lain yang terkontaminasi kutu busuk. Maka dari itu, diperlukan penggunaan secara berulang," ujar dia.
"Jika kutu busuk di lingkungan rumah anda sulit diatasi sangat dianjurkan untuk menggunakan jasa profesional," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Fakta-Fakta Kutu Busuk 'Bangsat', Pernah Jadi Masalah Serius di RI"