Di Balik Megahnya Palm Jumeirah dan Pulau Buatan Lain di Dubai. Foto: VisitDubai |
Sejak tahun 1980an, Dubai telah menjadi yang terdepan dalam bisnis dan pariwisata global. Penguasa Dubai, Sheik Mohammed bin Rashid al Maktoum, mengupayakan pembangunan sebagai cara untuk menghilangkan ketergantungan pada berkurangnya pasokan minyak.
Pada 1993, pembangunan pulau buatan pertama di Dubai dimulai. Burj Al Arab, terlihat menonjol dibandingkan gedung pencakar langit di sekitarnya, dan lokasinya yang berada 280 meter di tengah laut menjaga bayangannya agar tidak mengganggu resor pantai di dekatnya.
Keberhasilan Burj Al Arab di lepas pantai berkontribusi pada perumusan rencana yang lebih besar lagi, yakni pulau-pulau buatan yang sangat besar.
Sheik Mohammed kemudian membuat sketsa pulau buatan dengan desain terinspirasi dari pohon palem sehingga disebut Palm Islands. Perusahaan milik negara Nakheel mengembangkan rencana pembangunan tiga pulau buatan dan dunia multi-pulau.
Masing-masing dari pulau yang menjadi bagian dari Palm Island itu adalah Palm Jumeirah, Palm Jebel Ali, dan Palm Deira dibangun dalam desain serupa pohon kurma yang terdiri dari batang, mahkota, dengan daun, dan dikelilingi pulau berbentuk sabit yang berfungsi sebagai pemecah gelombang.
Palm Jumeirah Dubai. Foto: VisitDubai |
Teknologi Modern yang Dikritik
Palm Islands dianggap sebagai keajaiban teknologi modern. Konstruksinya dimulai pada tahun 2001 saat air pada titik terdalamnya.
Dikutip dari MapQuest, pulau buatan ini terdiri dari pasir, ditutupi geo-tekstil yang dapat mencegah erosi dan dapat menyerap air, dan merupakan lapisan terendah pemecah gelombang.
Batuan seberat 0,9 metrik ton menutupi pasir, dan dibangun dua lapisan batu besar yang beratnya mencapai 5,4 metrik ton yang masing-masing menutupi strukturnya.
Bagian 'jari-jari' atau 'daun' yang ditempatkan derek apung ditempatkan di area berbentuk Bulan sabit. Pemecah gelombang ini juga memiliki dua bukaan sepanjang 100 meter di setiap sisinya untuk menghilangkan stagnasi di 16 saluran yang sempit dan dalam. Kesenjangan ini memungkinkan air bersirkulasi sepenuhnya setiap 13 hari.
Palm Islands dibangun dari pasir yang dikeruk dari dasar laut dan dibawa dari Teluk Persia. Palm Jumeirah terbuat dari lebih dari 3,2 miliar kaki kubik pasir laut yang dipadatkan secara vibro.
Saat membangun pulau, pekerja konstruksi tinggal di 'daun' dan di kapal yang berlabuh. Para desainer di Nakheel berpendapat bahwa vila yang tingginya 3 meter di atas permukaan laut akan aman dari kenaikan permukaan laut akibat pemanasan global.
Beberapa sumber mengklaim bahwa pulau-pulau tersebut tenggelam ke laut, namun Nakheel membantahnya. Beberapa pemerhati lingkungan juga menyatakan bahwa pembangunan pulau-pulau tersebut merusak lingkungan laut di kawasan tersebut.
Mereka mengkritik perkembangan tersebut, dengan mengatakan bahwa bebatuan dan pasir mengubur dasar tiram dan terumbu karang, dan perubahan arus mengikis pantai daratan.
Saat ini, Palm Jumeirah dipenuhi vila, hotel, dan berbagai atraksi wisata. Para pembelinya adalah orang-orang kaya yang terdiri dari para penduduk jangka panjang, wisatawan, dan spekulan yang berharap mendapatkan keuntungan dari real estat.
Ada sekitar 80 ribu orang tinggal di Palm Jumeirah saat ini, meskipun pulau tersebut diperkirakan akan menampung 120 ribu orang.
Untuk memfasilitasi pariwisata dan memudahkan hidup warga, dibangun terowongan bawah laut enam jalur yang menghubungkan Palm Jumeirah ke daratan.
Para pekerja menggunakan bendungan untuk mengeringkan area tersebut dan menggali dasar laut sebelum melepaskan airnya kembali. Monorel dibuka pada tahun 2009 dan merupakan satu-satunya pilihan transportasi umum di pulau itu.
Saat ini resor-resor baru masih dibuka di Palm Jumeirah dan para pengembang membiayai dan membangun apartemen mewah. Sementara itu, dua pulau Palm Islands lainnya, Palm Jebel Ali dan Palm Deira bernasib kurang baik.
Pengerjaan Palm Jebel Ali yang dimulai pada tahun 2002 tidak dilanjutkan karena pasar properti di Dubai tersendat. Nakheel tidak memiliki rencana untuk melanjutkan pekerjaannya.
Sedangkan Palm Deira yang terdiri dari empat pulau buatan, masih dikembangkan menjadi tujuan wisata dengan pusat perbelanjaan, resor, dan hotel. Hotel Riu Dubai merupakan atraksi pertama yang dibuka di Palm Deira pada Desember 2020.
Sementara itu, Palm Jumeirah yang merupakan pulau terkecil dan selesai dibangun pada tahun 2006, menerima penghuni pertamanya pada musim panas tahun 2007 dan kini menjadi yang paling 'sukses' dibandingkan Palm Jebel Ali dan Palm Deira.
Terlepas dari kegagalan pulau-pulau lain di garis pantai Dubai, Palm Jumeirah telah menemukan kesuksesan dan kepopuleran di kalangan orang-orang yang mendambakan kemewahan dan rekreasi.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Di Balik Megahnya Palm Jumeirah dan Pulau Buatan Lain di Dubai"