Bangunan Sphinx di Mesir tidak sepenuhnya dipahat dan dibentuk oleh manusia (Foto: Getty Images/Fadel Dawod) |
Bangunan Sphinx di Mesir tidak sepenuhnya dipahat dan dibentuk oleh manusia. Kejadian alami seperti dorongan angin juga memengaruhi proses pembuatan Sphinx.
"Temuan kami menawarkan kemungkinan 'kisah asal usul' bagaimana formasi mirip Sphinx dapat muncul dari erosi," kata fisikawan eksperimental dan matematikawan terapan Leif Ristroph dari New York University.
"Percobaan laboratorium kami menunjukkan bahwa bentuk mirip Sphinx ternyata berasal dari material yang terkikis oleh arus deras," lanjutnya.
Spekulasi mengenai campur tangan alam dalam mengukir Sphinx bukanlah hal baru. Sejak tahun 1950-an, ada dugaan bahwa tubuh patung tersebut mungkin telah terlapuk oleh perairan kuno.
Kemungkinan lainnya yang dipercayai ilmuwan awal tahun 1980-an adalah Sphinx terbentuk akibat angin. Ini pernah dikemukakan oleh ahli geologi NASA bernama Farouk El-Baz. Kemudian, para insinyur Mesir kuno di masa itu mulai membentuk kepala Sphinx dan memberinya tubuh mirip singa. Terbentuklah bangunan Sphinx yang kita kenal sekarang.
Lebih lanjut, Ristroph dan rekannya mencuci bongkahan tanah liat yang mengandung campuran potongan lunak dan keras dalam aliran air yang mengalir deras untuk meniru kekuatan angin. Mereka hendak mencari tahu bentuk apa yang akan muncul dari eksperimennya itu. Hasilnya, bentuk yang dihasilkan muncul menyerupai yardang, nama untuk bongkahan batu berkerut yang terlihat di banyak daerah gurun.
"Faktanya, saat ini ada yardang yang terlihat seperti hewan yang sedang duduk atau berbaring, sehingga mendukung kesimpulan kami," ujar Ristroph.
Penelitian ini telah dipublikasikan di Physical Review Fluids. Demikian melansir Science Alert, Senin (20/11/2023).
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Kejutan! Ada Bagian Patung Sphinx yang Bukan Buatan Manusia!"