Hagia Sophia

15 December 2023

Benarkah Polusi Udara di Jakarta Merupakan yang Tertinggi di Dunia?

Ilustrasi polusi udara di DKI Jakarta. Foto: Agung Pambudhy

Calon presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto menyinggung kualitas udara di DKI Jakarta saat debat Capres. Pernyataan itu dilontarkan Prabowo kepada Anies Baswedan yang menurutnya gagal mengatasi polusi udara ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Waktu Pak Anies menjadi Gubernur DKI, Anggaran DKI sekitar 80 T, tapi indeks polusi Jakarta tertinggi di dunia," ujar Prabowo dalam debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Gedung KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023).

Berdasarkan pantauan dari perusahaan teknologi pengukur kualitas udara dari Swiss, IQAir, Jakarta beberapa kali menduduki peringkat satu kota dengan polusi udara terburuk di dunia. Pada 15 Juni 2023 konsentrasi PM 2.5 di DKI Jakarta meningkat 26,2 kali dari batas pedoman kualitas udara.

Selain itu pada 19 September 2023, IQAir lagi-lagi menempatkan Jakarta sebagai kota besar paling berpolusi di dunia dengan kategori tidak sehat. Catatan IQAir, konsentrasi PM 2,5 di Jakarta saat itu 16,6 kali lebih tinggi batas aman WHO.

Sejumlah cara telah dilakukan pemerintah untuk menangani polusi udara yang buruk di Jakarta, mulai dari modifikasi cuaca sampai menyemprotkan air dari tempat-tempat yang tinggi untuk 'membilas' polusi udara.

Pantauan detikcom di situs IQAir pada Rabu (13/12) pukul 6.00 pagi, Jakarta menempati posisi ke-33 untuk kategori negara paling berpolusi di dunia. Posisi pertama ditempati Dakha, Bangladesh, dengan indeks kualitas udara 343 atau masuk kategori 'berbahaya'.




























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Prabowo Sebut Polusi Udara Jakarta Tertinggi di Dunia, Begini Faktanya"