Foto: Getty Images/iStockphoto/mi-viri |
Mendengar kata tumor bisa membuat sebagian orang khawatir dan ketakutan. Apa sih sebenarnya tumor itu? Tumor adalah benjolan abnormal yang tumbuh pada bagian tubuh manapun, termasuk rahim (uterus). Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal dengan mioma uteri atau fibroid rahim.
Mioma uteri merupakan sebuah kondisi medis di mana, tumbuh tumor atau jaringan tidak normal pada bagian dalam maupun luar rahim. Apakah mioma uteri berbahaya? Mioma uteri termasuk dalam tumor yang bersifat jinak, tidak seperti kanker ganas.
Meskipun bersifat jinak, mioma uteri tetap perlu untuk diwaspadai, karena bisa menimbulkan komplikasi lainnya jika tidak segera ditangani. Nah, untuk tahu lebih lanjut mengenai mioma uteri, mulai dari penyebab, gejala, hingga pengobatannya, simak penjelasannya di bawah ini.
Pengertian Mioma Uteri
Dikutip melalui buku berjudul Asuhan Keperawatan Gangguan Maternitas ditulis oleh Rina dan Arni (2018), mioma uteri adalah tumor jinak pada rahim yang berasal dari otot rahim. Mioma uteri tumbuh pada bagian dinding rahim dan memiliki bentuk menonjol ke permukaan rahim.
Jumlah dan ukuran dari mioma uteri bervariasi, terkadang bisa ditemukan lebih dari satu. Mioma uteri biasanya menyerang wanita yang memasuki usia produktif. Terutama pada wanita-wanita yang berusia sekitar 30-40 tahun.
Pada beberapa kasus, mioma uteri tidak menimbulkan gejala, khususnya bagi perempuan berusia 35 tahun. Oleh karena itu, sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, agar mioma uteri bisa terdeteksi lebih awal dan tidak menjadi semakin ganas.
Apabila mioma uteri berkembang menjadi ganas, maka bisa menyebabkan keguguran dan pengangkatan rahim. Mioma yang berubah menjadi ganas disebut sebagai leiomiosarkoma.
Jenis Mioma Uteri
Mioma uteri dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan letaknya. Berikut ini jenis mioma uteri dikutip melalui buku berjudul Organ Reproduksi Wanita ditulis oleh Ernawati, dkk (2023).
Mioma Uteri Subserosum
Mioma uteri subserosum adalah mioma yang lokasi tumornya terletak pada subserosa korpus uteri. Biasanya, mioma jenis ini dapat berbentuk tonjolan yang dihubungkan melalui tangkai dengan uterus. Mioma yang ukurannya cukup besar akan mengisi rongga peritoneum. Mioma jenis ini sering dikenal dengan mioma parasitik.
Mioma Uteri Intramural
Mioma uteri intramural disebut juga sebagai mioma intraepitelial. Apabila mioma ini masih berukuran kecil, maka tidak akan merubah bentuk dari uterus. Namun, apabila ukurannya sudah membesar, maka uterus menjadi menonjol dan bertambah besar bentuknya.
Mioma Uteri Submukosum
Mioma uteri submukosum adalah mioma yang berada pada bagian bawah lapisan mukosa uterus, dan tumbuh mengarah ke kavum uteri. Hal inilah yang menyebabkan adanya perubahan bentuk dan besar pada kavum uteri.
Apabila tumor ini tumbuh bertangkai, maka tumor bisa keluar dan masuk ke dalam vagina, hal ini disebut mioma geburt. Mioma uteri submukosum meskipun ukurannya kecil, namun seringkali menimbulkan keluhan pendarahan di vagina.
Penyebab Mioma Uteri
Penyebab mioma belum diketahui secara pasti. Pasalnya, mioma jarang sekali ditemukan sebelum pubertas. Dikutip melalui laman Mayo Clinic, meskipun belum diketahui penyebab pastinya mioma uteri, tetapi ada beberapa kondisi yang menjadi faktor munculnya mioma uteri, yaitu:
- Perubahan genetik
- Keturunan
- Gangguan hormon
- Kehamilan
- Kebiasaan merokok
- Kekurangan vitamin D.
Gejala Mioma Uteri
Gejala mioma uteri tergantung pada ukuran, lokasi, dan jumlah tumor yang ada. Berikut ini gejala mioma uteri dikutip melalui laman Healthline:
- Terjadi pendarahan berat selama menstruasi
- Adanya gumpalan pada menstruasi
- Menstruasi berlangsung lebih lama daripada biasanya
- Mengalami nyeri dan kram pada perut saat menstruasi
- Nyeri pada bagian panggul atau punggung bawah
- Perut terasa tertekan atau penuh
- Terjadi pembengkakan dan pembesaran perut
- Frekuensi buang air kecil meningkat
- Terasa sakit saat sedang berhubungan intim.
Pengobatan Mioma Uteri
Sebelum dokter menyarankan sebuah pengobatan, biasanya akan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu meliputi tes laboratorium, tes kehamilan, ultrasonografi, dan pielogram intravena.
Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter akan melakukan beberapa pilihan pengobatan mioma uteri. Berikut ini pengobatannya dikutip melalui jurnal berjudul Asuhan Keperawatan pada Klien Post Operasi Mioma Uteri dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut ditulis oleh Rahayu dan Dian (2020).
1. Pengobatan Konservatif
Dalam beberapa dekade terakhir, belum ada usaha untuk mengobati mioma uteri dengan Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) agonis. Pengobatan ini dilakukan selama 16 minggu pada mioma uteri, sampai menghasilkan degenerasi hialin di miometrium sehingga uterus menjadi kecil.
2. Pengobatan Operatif
Pengobatan operatif dilakukan apabila mioma uteri menimbulkan gejala yang tidak bisa ditangani. Tindakan operatif yang dilakukan yakni:
a. Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma tanpa perlu melakukan pengangkatan uterus. Miomektomi biasanya dilakukan pada wanita yang tetap ingin mempertahankan fungsi dari sistem reproduksinya. Tindakan ini bisa dilakukan pada mioma submukosum dengan menggunakan cara ekstirpasi lewat vagina.
b. Histerektomi
Histerektomi adalah pengobatan yang dilakukan dengan pengangkatan uterus. Histerektomi bisa dilaksanankan pada perabdomen atau pervaginum. Tindakan ini baik dilakukan bagi wanita berusia 40 tahun dan sudah tidak menghendaki adanya keturunan.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Mengenal Apa Itu Mioma Uteri: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya"