Ilustrasi tes HIV (Foto: AN Uyung Pramudiarja) |
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menganjurkan diadakan Hari Tes HIV Nasional dalam kalender resmi. Rekomendasi tersebut muncul lantaran angka kasus HIV-AIDS yang semakin meningkat, dan menurunnya jumlah orang yang melakukan tes HIV.
"Kendala utama sejak pandemi COVID-19 adalah turunnya jumlah orang yang tes HIV, dan jumlah kasusnya juga terus meningkat," ujar Anggota Dewan Pertimbangan PB IDI Prof Dr dr Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM dalam konferensi pers daring IDI terkait Hari AIDS Nasional, Kamis (30/11).
Adapun Hari Tes HIV Nasional sendiri bertujuan untuk memudahkan proses screening HIV sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya pada ibu hamil. Prof Zubairi menyebut, tes HIV pada setiap ibu hamil adalah wajib hukumnya.
"Sehingga ada kemudahan, tidak perlu kesulitan tes," ujar Zubairi menambahkan.
Hingga saat ini, hanya 55 persen ibu hamil yang melakukan tes HIV. Dari total yang dinyatakan positif, hanya 24 persen di antaranya yang menjalankan pengobatan.
Hal ini tentunya sangat memprihatinkan. Sebab, kasus HIV pada anak terus bertambah 700 hingga 1.000 kasus setiap tahunnya. Mayoritas kasus ditularkan dari ibu.
"Jadi kalau semua ibu hamil dites HIV dan yang positif segera minum obat, insya Allah kita bisa memotong penularan dari ibu hamil ke bayinya," ujar Zubairi.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Cegah Penularan, IDI Usul Ada Hari Tes HIV Nasional di Indonesia"