ilustrasi (istimewa) |
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan virus Corona JN.1 sebagai 'variant of interest' (VoI). Meski begitu, varian tersebut tidak menimbulkan banyak ancaman terhadap kesehatan masyarakat.
"Berdasarkan bukti yang ada, tambahan risiko kesehatan masyarakat global yang ditimbulkan oleh JN.1 saat ini dinilai rendah," kata WHO, dikutip dari Reuters, Rabu (20/12/2023).
Sebelumnya, JN.1 diklasifikasikan VoI sebagai bagian dari garis keturunan induknya, yakni BA.2.86. Menurut WHO, vaksin yang ada saat ini tetap memberikan perlindungan dari keparahan penyakit dan kematian akibat varian COVID-19.
Diketahui, varian JN.1 pertama kali terdeteksi di Amerika Serikat pada September 2023 lalu. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan varian JN.1 diperkirakan mencakup 15-29 persen dari kasus di Amerika.
Baru-baru ini, China juga melaporkan tujuh kasus infeksi dari varian COVID-19 JN.1. Namun, sampai saat ini tidak ada bukti bahwa JN.1 dapat menimbulkan risiko kesehatan dibandingkan varian lainnya.
Karakteristik Varian JN.1
Ahli imunologi di Beijing, China, yang tidak ingin disebutkan identitasnya memperkirakan akan ada lebih banyak kasus varian JN.1. Menurutnya, virus tidak mengenal batas dan penyakit menular akan terus bersama manusia.
Namun, ahli tersebut meminta agar masyarakat tidak terlalu khawatir. Sebab, varian virus Corona yang baru bisa muncul kapan saja di masa yang akan datang.
"Hanya dengan meningkatkan sistem kekebalan masyarakat dapat mengelola infeksi berbagai patogen, dan meningkatkan ketahanan terhadap infeksi saluran pernafasan secara keseluruhan," kata ahli imunologi yang dikutip dari Global Times.
Kepala Rumah Sakit Rakyat Ketiga di Shenzhen, Lu Hongzhou, mengungkapkan bahwa kemampuan melarikan diri dari kekebalan JN.1 telah meningkat. Tetapi, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa patogenisitas varian JN.1 telah meningkat.
Bahkan, kementerian setempat mengatakan ketujuh kasus infeksi JN.1 merupakan kasus ringan dan tanpa gejala.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "WHO Tetapkan Varian JN.1 Jadi 'Variant of Interest', Seberapa Bahaya?"