Ilustrasi vape. (Foto: iStock) |
Vape kerap dianggap 'lebih aman' daripada rokok konvensional. Rokok elektronik dinilai bisa menjadi alternatif untuk seorang perokok berat mengurangi konsumsi rokok tembakau.
Namun, pada kenyataannya vape justru banyak digunakan oleh non-perokok sehingga membuat kelompok perokok baru, khususnya di kalangan anak muda. Vape dinilai memberikan efek kesehatan yang tak jauh berbeda dari rokok konvensional, khususnya pada organ paru-paru dan jantung.
Risiko penyakit jantung menurun hanya dalam waktu 24 jam setelah berhenti menggunakan vape. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada 2018, ditemukan bahwa orang yang merokok elektronik memiliki risiko serangan jantung hampir dua kali lipat lebih besar daripada orang yang tidak merokok.
Project manager Med Alert Help Nikola Djordjevic MD mengatakan bahwa setelah 20 menit berhenti vaping, detak jantung perokok akan mulai kembali normal. Selain itu, tekanan darah mulai turun dan sirkulasi darah mulai berjalan dengan normal.
"Hanya dalam satu hari, risiko serangan jantung Anda mulai menurun. Ini terjadi berkat penurunan tekanan darah, peningkatan kadar oksigen darah, dan pengurangan pengaruh negatif pada kadar kolesterol darah dan pembentukan bekuan darah," ujar Nikola dikutip dari Lad Bible, Selasa (2/1/2023).
Setelah berhenti dalam waktu sebulan, nikotin akan mulai menghilang dari tubuh dan paru-paru akan mulai kembali pulih. Vape memiliki banyak kandungan bahan kimia yang dapat membuat kesehatan pernapasan menurun. Ini adalah alasan mengapa sebaiknya penggunaan vape dihentikan sesegera mungkin.
"Setelah satu bulan berhenti, kapasitas paru-paru Anda akan meningkat. Sesak napas dan batuk akan terasa berkurang," ujar Nikola.
"Lebih lanjut setelah sembilan bulan berhenti vape, kesehatan paru-paru meningkat secara signifikan berkat pembaruan struktur mikroskopis seperti rambut di dalam paru-paru yang membantu mengeluarkan lendir dan melawan infeksi," sambungnya.
Setelah satu tahun berhenti menggunakan rokok elektronik maka risiko penyakit jantung akan menurun hingga setengahnya.
Nikola menuturkan setelah 10-15 tahun berhenti, risiko kanker paru paru-paru menurun hingga 50 persen, begitu juga risiko kanker lainnya seperti pankreas, mulut, dan tenggorokan.
"Setelah 15 tahun, risiko Anda terkena penyakit jantung koroner menjadi sama dengan risiko mereka yang bukan perokok. Hal yang sama juga berlaku untuk risiko terkena kanker pankreas," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ini yang Terjadi pada Tubuh jika Stop Nge-vape, 20 Menit Langsung Muncul Efek"