 |
| Ilustrasi varian baru JN.1 (Foto: Getty Images/loops7) |
Kasus COVID-19 varian JN.1 terus bertambah di Indonesia, catatan resmi yang dilaporkan Kementerian Kesehatan RI hingga Minggu (31/12/2023) sudah menembus 149 orang. Jumlah kasus JN.1 bisa jadi lebih banyak dari yang terkonfirmasi.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin beberapa waktu lalu melihat pergerakan sublineage dari Omicron BA.2.86 tersebut relatif cepat. Dalam sepekan mulai mendominasi 40 persen dari sebagian besar sampel pasien COVID-19.
Gejala COVID-19 varian JN.1 tidak jauh berbeda seperti varian terdahulu, yakni batuk, pilek, hingga gejala berat sesak napas. Meski begitu, catatan pasien rawat inap COVID-19 akibat JN.1 di Tanah Air relatif lebih rendah dibandingkan varian sebelumnya.
Kasus COVID-19 dipastikan masih berada di transmisi komunitas level 1. Mengacu pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kondisi tersebut diartikan sebagai situasi COVID-19 masih dalam tahap terkendali.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi mengimbau masyarakat rentan untuk melanjutkan vaksinasi COVID-19 booster atau tambahan. Khususnya bagi mereka yang sudah melewati suntikan terakhir enam bulan sebelumnya.
Pemerintah juga memastikan vaksinasi COVID-19 pada kelompok rentan seperti lansia, pengidap komorbid, tenaga kesehatan di garda terdepan, hingga usia anak, masih bisa mendapatkan imunisasi gratis.
"Sampai 31 Desember ada 149 kasus COVID-19 varian JN.1," demikian konfirmasi dr Nadia saat dihubungi detikcom Senin (1/1/2024).
Berikut sebaran kasus COVID-19 JN.1 di Indonesia:
- Jakarta Selatan: 42 kasus
- Jakarta Barat: 42 kasus
- Jakarta Utara: 18 kasus
- Jakarta Timur: 12 kasus
- Batam: 7 kasus
- Tarakan: 6 kasus
- Jakarta Pusat: 6 kasus
- Jakarta Utara: 6 kasus
- Medan: 4 kasus
- Pekanbaru: 4 kasus
- Bandung: 2 kasus
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kasus COVID-19 Varian JN.1 di RI Nanjak Jadi 149! Ini Sebarannya"