Menu makan siang siswa SD St Dominic Institute, Tokyo, Jepang. (Foto: Khadijah Nur Azizah/detikHealth) |
Di Jepang, hampir semua sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) menyediakan makan siang untuk para siswa. Program ini tercetus pertama kali di akhir abad ke-19.
Negeri Sakura ini juga memiliki pendidikan makan bernama shokuiku, yang mengacu pada peningkatan kebiasaan makan sehat dan menerapkannya di program pendidikan. Di Jepang, 'Kurikulum Pendidikan Pangan' mulai diajarkan di SD dengan tujuan utama agar anak-anak mengerti terkait nilai gizi yang terkandung dalam makaan mereka.
Tim detikcom pernah mendapat kesempatan untuk melihat kyushoku atau makan siang di sekolah dasar St. Dominic's Institute di Okamoto, Setagaya, Tokyo, Jepang, Rabu (24/5/2023). Ahli gizi juga dipekerjakan untuk mengatur dan menyiapkan menu makan siang para siswa.
"Food education di sekolah ini diajarkan sejak SD. Lunch time di sini sebagai part of education, jadi sejak SD anak-anak sudah banyak mengonsumsi beragam jenis makanan," kata Yoko Makenawa, dietisien di SD St Dominic's Institute di Okamoto, saat ditemui detikcom di Tokyo, Jepang, Rabu (25/5/2023).
Makenawa menambahkan para siswa di saat proses makan siang berlangsung belajar etika makan yang baik, sehingga pola makan mereka juga berpengaruh ke fisik dan mental.
Ketika jam makan siang sudah tiba, anak-anak akan makan makanan yang sama. Setelah selesai pun, mereka diajarkan membersihan tempat makan termasuk kemasan susu atau teh setelah dikonsumsi.
"Anak-anak di sini diperkenalkan dengan berbagai rasa. Seperti asin, manis, asam, dan pedas sehingga anak-anak punya pengalaman kuliner yang beragam," kata dia.
Menu makan siang yang beragam
Makenawa mengatakan menu makan siang di sekolah sudah dipersiapkan untuk sebulan. Menunya juga memanfaatkan agenda atau hari-hari besar tertentu untuk memperkenalkan jenis makanan kepada para siswa sekolah.
Contohnya, menu khusus untuk perayaan Tokyo Citizen Day, makanan berbahan dasar labu saat Halloween sampai menu yang berbeda di momen natal. Tentunya proses memasak ini disiapkan mengacu pola makan sehat sesuai standar.
"Kami menggunakan takaran kalori yang dianjurkan sesuai kebutuhan anak usia sekolah dasar," ujar ahli gizi bersertifikat ini.
Menu makanan yang dikonsumsi akan memperhatikan kebutuhan kalori harian dan harus terdiri atas protein, karbohidrat, lemak dan sehat. Penggunaan garam dan gula juga dikontrol agar tidak berlebihan.
"Kita punya standar nasional di Jepang tentang intake harian untuk anak-anak, pasti akan berbeda dengan dewasa," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Mengintip Menu Makan Siang Anak SD di Jepang, Diatur Ketat Ahli Gizi"