Ilustrasi suplemen kesehatan. (Foto: iStock) |
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) memastikan tidak ada suplemen kesehatan produksi Jepang yang dikhawatirkan memicu gangguan ginjal, beredar di Indonesia. Suplemen beni koji dari Kobayashi Pharmaceutical belakangan ramai disorot setelah 24 warga di Jepang dirawat di RS usai mengonsumsinya.
"Dari hasil penelusuran database, saat ini produk dari Kobayashi Pharmaceutical tidak ada yang terdaftar di BPOM termasuk beberapa produk yang disebutkan termasuk beni koji," demikian konfirmasi Kepala Biro Kerja Sama dan Humas, Noorman Effendi saat dihubungi detikcom Selasa (26/3/2024).
Meski begitu, pihaknya akan terus melakukan pemantauan dan perkembangan informasi terkait, khususnya penarikan sejumlah produk suplemen kesehatan di Jepang.
"Kemudian hasil penelusuran di marketplace juga tidak ditemukan peredaran produk ini. BPOM mengimbau masyarakat untuk tidak mengonsumsi produk yang tidak terdaftar di BPOM," pesan dia.
Sebelumnya diberitakan, Jepang pada Senin (25/3/2024), menarik sejumlah suplemen diduga mengandung bahan-bahan yang membahayakan.
"Setelah dianalisis, kami menemukan kemungkinan bahwa bahan mentah yang digunakan untuk membuat beni koji mungkin mengandung bahan-bahan yang tidak dimaksudkan oleh perusahaan kami," kata Kobayashi Pharmaceutical, perusahaan yang berbasis di Osaka, Jepang, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (26/3).
Suplemen bebas resep tersebut mengandung sejenis beras fermentasi ragi yang disebut beni koji. Menurut laporan Kobayashi Pharmaceutical, suplemen kesehatan mereka telah dipasok ke sekitar 50 perusahaan lain di seluruh dunia.
Belum ada penjelasan lebih rinci terkait kondisi pasien yang dirawat, tetapi diduga berkaitan dengan masalah ginjal sehingga pemerintah memutuskan untuk melakukan penarikan demi menghindari kemungkinan korban terlapor terus bertambah.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Suplemen Jepang yang Picu Masalah Ginjal Sudah Beredar ke Banyak Negara, Ada RI?"