Ilustrasi popok. (Foto: iStock) |
Anjloknya angka kelahiran di Jepang membuat banyak perusahaan berhenti memproduksi popok bayi. Ketimbang popok bayi, mereka kini lebih banyak menjual popok dewasa.
Oji Holdings misalnya, salah satu perusahaan di Jepang akan menyetop produksi popok bayi dalam negeri pada September mendatang, setelah produksinya turun dari 2001 sekitar 700 juta per tahun menjadi 400 juta saat ini.
"Permintaan popok bayi menurun karena beberapa faktor, termasuk menurunnya angka kelahiran," kata perusahaan kepada AFP.
Meski begitu, produk-produk tersebut akan terus dijual di Jepang hingga stoknya habis.
Jumlah kelahiran di Jepang mencetak rekor terendah baru pada 2023, dengan jumlah kematian dua kali lebih banyak dibandingkan bayi baru lahir.
Perantara tersebut mengatakan Oji Holdings akan meningkatkan produksi barang-barang sanitasi untuk orang dewasa di negara tersebut, mengantisipasi penggunaannya terutama di fasilitas seperti panti jompo.
"Jepang memiliki populasi tertua di dunia setelah Monaco, dan pasar popok dewasa diperkirakan akan tumbuh di dalam negeri, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan pada hari Senin.
Oji Holdings, yang juga membuat produk kertas lainnya, mengatakan pihaknya akan mempertahankan dan memperluas produksi dan penjualan popok bayi di luar negeri, termasuk di Indonesia dan Malaysia, dengan alasan ekspektasi pertumbuhan di sana.
Di Jepang, angka kelahiran pada 2023 turun selama delapan tahun berturut-turut menjadi 758.631, turun sebesar 5,1 persen, data awal menunjukkan pada bulan Februari.Jumlah kematian mencapai 1.590.503.
Negara ini menghadapi kekurangan tenaga kerja yang semakin meningkat, dan Perdana Menteri Fumio Kishida telah berjanji akan membuat kebijakan termasuk bantuan keuangan bagi keluarga, akses penitipan anak yang lebih mudah, dan lebih banyak cuti sebagai orang tua untuk mencoba meningkatkan angka kelahiran.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Popok Lansia Lebih Laku di Jepang Ketimbang Diapers Bayi usai Kelahiran Jeblok"