Hagia Sophia

29 March 2024

Angka Kelahiran Merosot, Banyak RS di China Tutup Layanan Persalinan

Ilustrasi persalinan. (Foto: Getty Images/iStockphoto)

China menjadi salah satu negara yang dilanda krisis populasi. Hal ini dibuktikan dengan makin sedikit bayi yang lahir di negara tersebut.

Kondisi tersebut juga berimbas ke layanan di rumah sakit. Surat kabar lokal The Paper melaporkan sejumlah rumah sakit di China menutup layanan persalinan karena semakin sedikit wanita yang melahirkan.

Tren ini tampaknya dimulai tahun lalu ketika beberapa rumah sakit di China menutup departemen kebidanan mereka. Tidak jelas secara pasti berapa banyak rumah sakit yang menutup bagian kebidanan atau menghentikan layanan persalinan bayi baru lahir dalam satu tahun terakhir, namun penutupan tersebut terus berlanjut hingga tahun 2024.

Rumah sakit yang menutup departemen kebidanan tahun ini termasuk Rumah Sakit Rakyat Kelima Kota Ganzhou di provinsi tenggara Jiangxi dan Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Jiangshan di provinsi timur Zhejiang.

Rumah sakit Jiangxi mengatakan melalui akun media sosial WeChat bahwa penutupan tersebut karena "rencana pengembangan" lembaga tersebut, sedangkan rumah sakit di Zhejiang mengatakan keputusan tersebut dibuat berdasarkan pertimbangan bisnis.

Data terbaru menunjukkan jumlah rumah sakit dengan layanan bersalin di China turun dari 807 pada tahun 2020 menjadi 793 pada tahun 2021.

Meski pemerintah telah meningkatkan sejumlah langkah untuk mendorong pernikahan demi memperbaiki laju kelahiran, hal tersebut tampaknya tidak berjalan baik.

Data resmi menunjukkan angka kelahiran di Tiongkok turun dari 6,77 kelahiran per 1.000 orang pada tahun 2022 ke rekor terendah yaitu 6,39 kelahiran per 1.000 orang pada tahun 2023.

Profesor Deng Yong dari Universitas Kedokteran Beijing, dan Wang Chongyu, juga dari universitas yang sama, memperingatkan fenomena penutupan layanan pediatrik dan ginekologi di China.

"Alasan di balik fenomena ini dan masalah sosial dan medis yang terungkap perlu segera didiskusikan dan diselesaikan oleh semua sektor," tulis mereka dalam analisis panjang lebar mengenai situasi yang sedang terjadi dan argumen mereka untuk menjaga departemen kebidanan tetap buka dikutip dari Al Jazeera.

Dia melanjutkan meskipun penghapusan rumah sakit anak dan rumah sakit ibu dan anak tampaknya telah menjadi tren umum, pemberhentian layanan tersebut akan mempengaruhi penyediaan medis bagi warga negara.

Agnes Chen, 34, seorang pemilik bisnis di Shanghai, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia tidak terkejut bahwa departemen kebidanan semakin berkurang di seluruh Tiongkok.

"Sekarang bukan saat yang tepat untuk punya anak. Perekonomian sedang tidak bagus, dan banyak anak muda yang kesulitan dan mempunyai prioritas lain," ujarnya.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Waduh! Banyak RS di China Tutup Layanan Persalinan Imbas Angka Kelahiran Jeblok"