Hagia Sophia

04 March 2024

Kisah Anak Berkebutuhan Khusus Tumor Hati, Tetap Harus Ceria

Aksi #BeraniGundul sebagai bentuk kepedulian terhadap pejuang kanker anak (Foto: Della Monica Stefanni/detikHealth)

Satria (3), merupakan anak berkebutuhan khusus pengidap tumor hati, cerebral palsy (kelumpuhan otak). Bocah asal Yogyakarta ini didiagnosis terkena kanker hati pada tahun 2021, saat ia berusia 2 bulan.

"Saat di dalam kandungan itu dia sudah terkena virus citomegalo virus, biasanya menyerang ibu hamil. Dua hari setelah lahir itu kejang. Umur 2 bulan ketahuan kalau ada tumornya," jelas Fitri, ibunda Satria, ketika ditemui detikcom di acara #BeraniGundul oleh Yayasan Kasih Kanker Anak Indonesia (YKAKI) di Jakara Selatan, Minggu (3/3/2024).

Fitri mengatakan, sebelum terdiagnosis kanker hati, Satria mengalami gejala berupa badannya kuning, perutnya besar, dan buang air besarnya semua kuning.

Kondisinya semakin membaik seiring kemoterapi yang dilakukannya, sehingga perutnya sudah tidak besar lagi. Kemudian yang awalnya tidur satu hari hanya 3 jam, sekarang tidurnya sudah normal dan nggak rewel. Makan pun masih bubur karena mengunyahnya belum sempurna karena otaknya kecil.

Selain itu, karena otak Satria yang ukurannya lebih kecil daripada ukuran umumnya, hal ini berpengaruh kepada mata Satria. Ia sering melihat ke atas dan terkadang pupil matanya bergetar selang beberapa menit.

"Tapi kalau matanya ini sebenarnya baik-baik saja. Cuma dari saraf otaknya saja. Jadi awal-awal itu dia tidak bisa melihat. Tapi sekarang alhamdulillah sudah bisa melihat, bisa megang barang-barang," ucap Fitri.

Satria (3), merupakan anak berkebutuhan khusus pengidap tumor hati, cerebral palsy (kelumpuhan otak). Bocah asal Yogyakarta ini didiagnosis terkena kanker hati pada tahun 2021, saat ia berusia 2 bulan. Foto: Della Monica Stefanni/detikHealth

Kondisi Satria yang makin membaik tak luput dari peran orang tua untuk terus memberikan energi kebahagiaan. Fitri selalu mengajak Satria naik bus karena Satria sendiri sangat suka berkeliling naik bus. Ditambah saat ini Satria sudah bisa duduk sendiri tanpa ditahan perutnya agar seimbang oleh orang tuanya.

"Hampir setiap hari aku ajak naik busway biar dia seneng. Seneng ketawa, kelihatan bahagia kalau naik bis," ujar Fitri.

Fitri juga mengatakan bahwa, nanti ketika Satria sudah besar dan lebih sehat, ia ingin menyekolahkannya di sekolah umum. Berkumpul bersama teman dan bersosialisasi layaknya anak-anak pada umumnya.

"Harapannya sih, Satria bisa tumbuh seperti anak-anak lainnya, bisa mengikuti berbagai aktivitas, dan bisa berjalan," tambah Fitri.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kisah Bocah Pengidap Tumor Hati, Meski Sakit Tetap Harus Happy"